Saat ini sudah jarang orang dewasa yang menulis dengan tangan. Bahkan orang yang menyebut dirinya penulis pun lebih banyak "menulis" dengan memencet papan ketik di komputer atau gadget.Menulis dengan pensil atau pulpen saat ini memang semakin jarang dilakukan. Anda mungkin termasuk orang yang mengeluh tulisan tangannya menjadi tak keruan akibat frekuensi menulisnya semakin berkurang. Yang menarik, sekarang ini sudah mulai banyak tempat kursus menulis. Ya, kegiatan menulis dengan tangan kini sudah naik level menjadi semacam seni. Menulis juga diklaim memiliki banyak manfaat positif bagi anak. Menulis akan meningkatkan kreativitas, kemampuan berpikir kritis, meningkatkan kepercayaan diri, dan kemampuan membaca.Walau begitu menurut Karin James, psikolog dari India University yang banyak meneliti perkembangan otak anak usia dini, manfaat menulis ternyata tidak "sedahsyat" itu.Misalnya saja jika disebut menulis akan meningkatkan kreativitas. James mengatakan sangat sulit mengukur kreativitas. "Bagaimana kita mengartikan kreatif. Ini sangat bergantung pada individu, usia, konteks, sosial, dan akademis," katanya.Tapi, ide bahwa menulis dengan tangan bisa meningkatkan kemampuan kritis menurut dia cukup masuk akal. Menulis memerlukan pola pikir, pengamatan, dan introspeksi. Menulis dengan tangan juga bisa menjadi latihan yang baik untuk introspeksi.Sementara itu untuk kepercayaan diri, menulis dan membaca memang ada kaitan. Orang yang rajin membaca cenderung memiliki nilai akademis yang baik dan tentunya kepercayaan dirinya akan naik."Makin banyak anak menulis, makin mudah bagi mereka mengenali huruf. Pengenalan huruf adalah penanda terbaik ia akan lebih lancar membaca," katanya.Pada tahun 2012, James dan rekannya Laura Engelhardt mempublikasikan hasil studinya. Ia menyebutkan, anak yang belajar menulis huruf akan mengenali huruf lebih baik dan memiliki kemampuan membaca lebih baik. Saat anak belajar menulis ada bagian otak tertentu yang aktif. Area otak itu sama dengan bagian yang aktif saat orang dewasa membaca.