Hujan Abu dari Sinabung dan Raung Pekan Ini

By , Jumat, 7 Agustus 2015 | 20:00 WIB

bu vulkanik Gunung Sinabung kembali mengguyur daerah wisata Brastagi di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Jumat (7/8) pagi. Abu terus mengguyur kawasan itu sepekan terakhir.

Abu cukup tebal pagi ini juga mengguyur kawasan Gundaling hingga Simpang Empat. Sementara di Brastagi abu mengguyur tipis. Aktivitas warga sempat terganggu, namun kemudian berjalan normal. Pertokoan dan warung makan tetap buka sementara anak-anak tetap sekolah.

Didit (30), warga Brastagi, mengatakan, hujan abu terus mengguyur. Reda lalu mengguyur lagi. Tidak ada lagi wisatawan datang.

Kepala Dinas Infokom Kabupaten Karo Agustin Pandia mengatakan, abu memang terus mengguyur tergantung angin. Kemarin abunya cukup besar terasa sampai daerah Kabanjahe yang dekat dengan Brastagi. "Acara kami sampai kami pindah ke lantai 2 karena abu," kata Pandia.

 Pos Pengamatan Erupsi Sinabung melaporkan hingga pukul 11.00 siang ini, Sinabung baru satu kali meluncurkan awan panas guguran pada pukul 03.06. Namun, panjang luncuran dan tinggi kolom abu tidak teramati karena gunung tertutup kabut.

Sampai siang ini suasana Kota Brastagi juga gelap, hujan rintik-rintik turun membuat abu yang menempel di berbagai tempat luruh oleh air.

Gunung Raung

Sementara itu, aktivitas Gunung Raung di perbatasan Jember, Banyuwangi, dan Bondowoso, Jawa Timur, masih tinggi. Hingga Jumat pagi asap masih membubung tinggi dari puncak Raung. Ketinggian asap mencapai 1.000 meter ke arah selatan atau Banyuwangi.

Di Pos Pantau Gunung Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, ketebalan abu mencapai 2 milimeter. Hujan abu terjadi sepanjang hari. Warga terpaksa beraktivitas dengan pelindung masker dan payung untuk menghindari abu.

Abu juga membuat petani kewalahan karena harus menyiram tanaman lebih sering. Sumarni, petani sayur selada, misalnya harus menyuci sayur yang ia panen berkali-kali karena abu melekat di sayurnya.

"Ini hujan abu terparah sepanjang saya tinggal di kaki Raung. Biasanya hujan abu hanya tipis dan tak mengganggu orang serasa disiram pasir. Tanaman cepat layu," katanya.

Warga pun masih sering mendengar suara gemuruh dari puncak Raung. Suara tersebut lebih jelas terdengar pada malam hari saat aktivitas warga berkurang.

Hadi Purnomo, petugas jaga kampung di Sumbersari, terpaksa harus mengecek langsung ke pos pengamatan Gunung Raung untuk memastikan kondisi keamanan desanya. Menurut Hadi keluarganya sering gelisah mendengar suara gemuruh karena begitu jelas dan keras. Tetapi, saat dipastikan kondisi aman, warga pun kembali tenang.

Petugas Pengamat Gunung Api Raung, Mukijo, mengatakan, aktivitas raung masih tinggi. Namun, warga diimbau tak khawatir karena zona bahaya hanya berada di 3 kilometer dari puncak gunung atau, berjarak 7 km dari permukiman.