Mengapa Sebagian Hewan Memiliki Pupil Vertikal dan Sebagian Lainnya Horisontal?

By , Sabtu, 8 Agustus 2015 | 20:00 WIB

Penglihatan sangat penting bagi hewan. Melihat membantu hewan mengantisipasi bahaya, menemukan makanan, bahkan memutuskan mana pohon yang aman untuk dipanjat. Sekarang, para peneliti di University of California, Berkeley dan Universitas Durham di Inggris, menemukan bahwa bentuk pupil hewan—baik yang horisontal maupun vertikal— dapat menunjukkan apakah hewan itu  predator dominan atau bukan. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Science Advances.

Sebelum penelitian ini, peneliti sudah tahu bahwa hewan tertentu memiliki pupil berbentuk celah sehingga mereka bisa menyesuaikan mata mereka untuk kemampuan yang lebih baik di siang hari dan malam hari. Namun para peneliti masih bingung dengan fakta bahwa beberapa hewan memiliki pupil horisontal sementara yang lain memiliki pupil vertikal. Studi baru ini membantu menjelaskan hal itu.

Studi ini menganalisis bentuk mata dari 214 spesies hewan darat. Para peneliti mengamati bahwa hewan predator yang aktif berburu baik di siang dan malam hari memiliki pupil vertikal, sedangkan spesies  pemakan tumbuhan yang matanya berada di sisi kepala mereka cenderung memiliki pupil horizontal.

Untuk mencari tahu apa keuntungan memiliki adaptasi ini pada hewan, para peneliti menggunakan simulasi komputer untuk memvisualisasikan bagaimana pengelihatan menurut hewan berpupil horisontal dan berpupil vertikal. Ketika pupil berbentuk horizontal, lebih banyak cahaya masuk dari arah sejajar mata dan cahaya kurang dari atas atau bawah. Hal ini akan memungkinkan hewan pemakan rumput untuk mendeteksi predator dari jauh di sekitar mereka.

Domba memiliki pupil mata berbentuk horisontal. (Popsci.com)

"Kunci utama bagi pengelihatan hewan-hewan ini adalah untuk mendeteksi predator yang mendekat, yang biasanya bertubuh pendek dan dekat dari tanah, sehingga mereka perlu melihat secara panoramik di tanah dengan bintik buta minimal," kata Martin Banks, seorang professor optometri di Berkeley dan salah satu penulis studi, dalam siaran pers.

Mereka juga menyadari bahwa selama hewan ini menundukkan kepala mereka ke bawah, mata mereka akan memutar secara untuk menjaga agar pupil paralel dengan tanah dan bukannya menjadi tegak lurus.

Ketika para peneliti memodelkan bagaimana pengelihatan menurut hewan berpupil vertikal, mereka menemukan bahwa pupil vertikal membantu predator penyergap untuk mengukur seberapa jauh mangsanya dan membantu memfokuskan pandangan terhadap mangsa. Penulis  mencatat, meskipun,  ini berlaku bagi sebagian besar hewan bertubuh rendah yang dekat dengan tanah, tetapi tidak berlaku untuk predator besar seperti singa atau harimau, yang memiliki pupil bulat Seperti manusia. Karena hewan-hewan ini melihat benda-benda lebih tinggi daripada tanah, mereka tidak memerlukan pupil vertikal.

Harimau memiliki pupil mata berbentuk bulat seperti manusia. (Popsci.com)

Karena penulis tidak memberikan catatan khusus bahwa ada pengecualian untuk aturan-aturan umum, studi ini menunjukkan bahwa evolusi dapat menjadi faktor pendorong yang kuat dalam hal bagaimana mata berbentuk.

"Kami belajar sepanjang waktu betapa luar biasa mata dan pengelihatan," kata Gordon Love, seorang profesor fisika di Universitas Durham dan salah satu anggota penelitian. "Hasil penelitian ini bagaikan potongan puzzle dari memahami bagaimana mata bekerja."

Studi kali ini para peneliti hanya berfokus pada spesies darat. Berikutnya, mereka ingin melihat apakah mereka menemukan fenomena yang sama di kehidupan air, udara, dan arboreal.