Tim ahli Ornitologi yang dipimpin oleh Prof Robert Magrath dari Australian National University, telah berhasil mengajar burung Cikrak Peri Agung (Malurus cyaneus) untuk mengenali kicauan peringatan yang sebelumnya asing bagi mereka.
Para ilmuwan melatih burung Cikrak Peri Agung dengan membunyikan suara yang asing bagi mereka, kemudian tak lama berselang melemparkan boneka peraga burung predator seperti burung Curawong (Pied currawong) atau Elang Alap Erasia (Accipiter nisus) di atas mereka.
Setelah menjalani hanya dua hari masa pelatihan dan delapan kali pemutaran suara, burung-burung Cikrak Peri Agung telah belajar melarikan diri ketika mendengar kicauan peringatan. Sementara itu, mereka tidak terbang saat kicauan asing lain yang tidak dipasangkan dengan boneka peraga dibunyikan.
“Burung pertama yang diuji tinggal di Kampus Australian National University di dekat kantor saya. Ada ketidakpercayaan dan kegembiraan ketika burung itu belajar dengan sempurna," kata Prof Magrath, penulis pertama pada studi yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology.”
Prof Magrath mengatakan bahwa mereka telah melakukan banyak percobaan dalam pembelajaran menggunakan metode yang berbeda-beda, namun hingga kini hanya sedikit keberhasilan yang diraih.
"Ini menjadi sangat menarik karena akhirnya kami dapat memecahkan masalah praktis dalam pelaksanaan percobaan, dan mendapatkan hasil yang jelas," ujarnya.
Banyak hewan mendapatkan informasi tentang bahaya dengan menguping satu sama lain, tapi bagaimana mereka melakukannya telah menjadi teka-teki hingga saat ini.
"Menyadari panggilan spesies lain adalah kemampuan luar biasa, karena ada banyak spesies dalam suatu komunitas alami, dan banyak berbagai jenis panggilan. Ini seperti memahami beberapa bahasa asing," kata Prof Magrath.
Ahli Ornitologi mengatakan temuan mereka bisa digunakan untuk membantu melatih hewan penangkaran untuk mengenali sinyal bahaya sebelum mereka dilepaskan ke alam liar.