Awalnya, Floyd Houin hanya berusaha untuk mencegah bau kotoran dari sapi-sapi ternaknya sampai tercium dan menganggu kenyamanan para tetangga. Tapi, apa yang ia lakukan ternyata membantunya lebih dari itu.
Houin dan keluarganya adalah pemilik sebuah peternakan Homestead Dairy yang berlokasi di Plymouth, Indiana. Peternakan itu sudah dibangun sejak tahun 1945.
Limbah pembuangan dari usaha ternaknya tersebut biasanya dibuang di laguna terbuka. Gas metana dan karbon dioksida (kontributor utama untuk pemanasan global) juga bisa mencemari air tanah jika bocor karena hujan deras.
Tak ingin mencemari lingkungan sekitar dan para tetangganya, Houin dan keluarga membangun suatu alat daur ulang limbah, yang digunakan untuk menghasilkan biogas—dengan mengubah kotoran sapi dan limbah ternak lainnya menjadi listrik. Berkat pendauran limbah ternaknya, Homestead Diary mampu memberikan pasokan listrik yang cukup untuk menghidupi 1.000 rumah.
Alat itu pada dasarnya adalah mesin generator besar yang menggunakan energi panas untuk mempercepat proses dekomposisi.
Tahun lalu, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat—The Environmental Protection Agency, memperkirakan lebih dari tiga juta ton emisi gas rumah kaca dihasilkan dari aktivitas di Homestead dan 246 peternakan lainnya di AS yang telah mengaplikasikan sistem pendauran biogas. Dengan energi sebanyak itu, menurut EPA, bisa digunakan untuk mengoperasikan 630.000 mobil.
Salah seorang karyawan yang bekerja di peternakan Homestead, Ryan Rogers (31), bekerja empat jam sehari untuk mengurus limbah ternak sebanyak 70.000 galon kotoran dan urin yang dihasilkan tiap harinya di peternakan, hasil buangan dari 3.400 ekor sapi yang ada di sana.
Alat daur ulang yang mereka miliki akan membuat kotoran-kotoran tersebut menjadi pupuk yang bermanfaat untuk 4.500 hektar lahan untuk menanam jagung.
Dengan terus menjaga sistem daur limbah seperti itu, alih-alih mengeluarkan dana untuk penanganan limbah ternak, peternakan Houin justru menghasilkan uang karenanya.