Gading Gajah dan Status Sosial

By , Kamis, 13 Agustus 2015 | 20:30 WIB

Dari sebuah survei yang dilakukan oleh tim National Geographic Society bersama dengan GlobeScan, ditunjukkan bahwa sebagian besar orang yang mendukung larangan penjualan gading ilegal adalah mereka yang membeli dan menggunakan produk dari gading itu sendiri.

Meski bermacam pendekatan dilakukan untuk mencegah masyarakat membeli produk gading agar gajah tidak punah, kontradiksi itu tetap terjadi. Setiap orang rasanya ingin memiliki apa yang disebut sebagai “emas putih” itu untuk menaikkan status sosial mereka di masyarakat.

Polling hasil survei terhadap isu perdagangan gading gajah. (NG staff, NG dan GlobeScan)

Para pembeli produk gading gajah tersebut, meski menyatakan kekhawatiran akan penyiksaan terhadap binatang, tidak menganggap gajah termasuk ke dalam kelompok hewan yang terancam punah.

Dari survei yang sama—yang dibuat untuk memahami alasan apa yang terus mendasari konsumen untuk membeli produk gading gajah—juga menunjukkan bahwa konsumen tidak merasa akan membahayakan populasi gajah jika hanya membeli produk gading gajah dalam ukuran kecil. Partisipan asal AS dan Filipina merasa bahwa pemerintah mereka akan melakukan segala hal untuk memastikan agar populasi gajah tak menjadi punah. Sementara itu, partisipan asal Vietnam percaya bahwa populasi gajah menurun drastis. Miris, mereka justru menganggap perlu untuk membeli produk gading sebanyak mungkin sebelum suplai berangsur habis.

Peneliti pun memutar otak; bagaimana caranya meyakinkan masyarakat bahwa aksesoris gading—dalam ukuran kecil sekalipun, bukanlah sesuatu yang menarik?