Bagaimana Semut Bisa Mengenali Individu Lain dalam Koloninya?

By , Sabtu, 15 Agustus 2015 | 10:00 WIB

Hampir seluruh jenis hewan di kingdom animalia menggunakan indera penciuman untuk mengenali anggota keluarga dan kelompoknya, termasuk semut.

Kita tahu bahwa dalam satu koloni semut, terdapat golongan semut pekerja, golongan semut pejantan dan juga sang Ratu semut. Semut mengatur susunan kasta dalam koloninya dengan rapi. Selain itu, mereka juga bisa membedakan mana semut yang berasal dari koloni yang sama dan mana yang tidak.

Kondisi itu tentunya menarik; menandakan kemampuan luar biasa semut untuk menjaga struktur dalam koloni dalam jangka waktu yang lama.

Para ilmuwan dari University of California melakukan studi untuk menyelidiki keistimewaan semut itu dengan membawa semut pekerja ke meja laboratorium mereka.

Dalam laporan penelitian yang dimuat di jurnal Cell Reports, mereka menjelaskan bahwa semut menggunakan kekuatan indera penciumannya untuk mengenali individu semut lainnya dalam koloni.

Semut, yang telah mengadopsi gen reseptor penciuman dari kebanyakan serangga lain, akan membaui zat kimia (feromon) yang terdapat pada kutikula individu lainnya. Feromon menjadi semacam barcode yang dimiliki tiap individu agar dikenali individu lainnya.

Dengan proses itu, semut bisa mengetahui apakah individu yang mereka temui adalah individu yang berasal dari satu koloni yang sama dengannya atau tidak. Terlebih lagi, dengan kemampuannya mencium bau hidrokarbon pada kutikula, mereka bisa tahu apakah semut yang mereka temui adalah jenis semut pejantan, semut pekerja, Sang Ratu yang terhormat, atau malah semut pengacau dari koloni luar. 

.