Kisah Kekeringan dari Gua Dayu, Tiongkok

By , Jumat, 14 Agustus 2015 | 18:00 WIB

Gua Dayu yang terletak di pegunungan Qinling, Tiongkok, merupakan gua yang unik.

Pasalnya, di atas dinding gua tersebut banyak ditemukan coretan-coretan yang menceritakan dampak kemarau yang melanda daerah tersebut di tahun 1520 hingga 1920. Selama itu, telah terjadi tujuh peristiwa kemarau–disebabkan oleh angin muson yang memengaruhi iklim di sana. Waktu datangnya angin muson yang terlalu awal atau lambat, jangka terjadinya yang terlalu lama atau terlalu singkat, berdampak besar pada ekosistem di daerah tersebut.

Tak hanya itu, selain informasi akan dampak kemarau, tertera pula lukisan yang menggambarkan bagaimana kondisi warga tatkala kemarau terjadi.

Dampak kemarau juga terkait pada kehidupan berbudaya masyarakat. “Ketika warga tak memiliki cukup pasokan air bersih, masa sulit tak dapat dihindari sehingga muncul beragam konflik,” jelas Dr Sebastian Breitenbach dari Universitas Cambridge, yang juga salah satu pemimpin studi. Dalam prasasti itu sendiri diceritakan bahwa warga berbondong-bondong pergi ke dalam gua untuk mencari air dan melakukan doa untuk memanggil hujan. Selain itu, dijelaskan pula bahwa kemarau di tahun 1528 menyebabkan kondisi kelaparan yang parah di tengah masyarakat, membuat mereka menjadi seorang yang kanibal.

Dalam hasil studi yang dilaporkan di jurnal Scientific Reports, turut dijelaskan bahwa tim ilmuwan juga meneliti kemungkinan terjadinya kemarau di daerah yang sama di masa depan. Mereka menduga, aktivitas manusia akan semakin mengacaukan siklus El-Nino, sehingga bukan tidak mungkin, di tahun 2030 nanti dampak kekeringan yang melanda Tiongkok akan jauh lebih dashyat daripada yang terjadi di masa itu.