Kisah Risma dan Surabaya

By Dok Grid, Sabtu, 15 Agustus 2015 | 09:00 WIB
Walikota Surabaya Tri Rismaharini membagikan kompensasi usai deklarasi penutupan Lokalisasi Dolly da (Bayu Dwi Mardana)

Surabaya dulunya dianggap sebagai kota yang panas, kotor, dan jorok. Selain itu, banyak sekali yang tak mengenal Surabayanya, tetapi malah mengenal satu wilayah “itu,” yang begitu terkenal se-Asia Tenggara. Saya ingin mengubah image Surabaya itu,” ujar Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya dalam Seminar Indeks Kota Cerdas (IKCI) 2015.

Dalam seminarnya, ia menyampaikan cita-citanya saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, yakni mengubah wajah Surabaya menjadi lebih baik. Pada masa jabatannya yang tinggal 1 bulan 18 hari lagi, ia menyampaikan “prestasi” yang ia raih untuk masyarakatnya.

Pada tahun 2015 ini, 1.300 RW dan 3.000 RT, telah dibangun sebanyak 1.000 perpustakaan di daerah pinggiran Surabaya. Dalam pendidikan, ia menggratiskan seluruh sekolah. Hal ini menyebabkan lahirnya dan munculnya juara-juara baru dari anak-anak yang orang tuanya kurang mampu. Meski begitu, bila kethuan ada anak yang malas untuk pergi ke sekolah, maka anak tersebut akan dijemput dan diantar ke sekolah. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 87 anak yang “diantar jemput.”

Selain itu, pada tahun ini, Surabaya telah membangun sebanyak 102 lapangan olah raga. Sekolah sepak bola sebanyak 84 sekolah. Tidak hanya itu. Setiap Minggu ada senam yang turut diikuti oleh warga Surabaya. “Maka dari itu. Masyarakat Surabaya kini lebih sehat, karena saya suruh mereka untuk ikut senam tiap Minggu,” ujar Risma.

Untuk pelayanan publik, semuanya serba elektronik, misalnya untuk pembuatan akta kelahiran, kematian, dll akan jadi dalam tigas hari. Contoh lainnya adalah dalam pendaftaran sekolah di mana orang tua tidak perlu mendaftarkan langsung ke sekolahnya, namun dapat mendaftar di rumah.

Hampir seluruh wilayah Surabaya terdapat free WiFi. Ada 1.000 sambungan internet gratis untuk RT dan RW. Serta tersedia Broadband Learning Centar (BLC) untuk warga yang memerlukan pertolongan atau yang ingin belajar menggunakan computer dan internet. Selain itu, peranti lunak yang digunakan Risma tidak ada yang beli. Semuanya adalah buatan sendiri, “saya tinggal menyuruh ‘anak-anak’ untuk membuat software. Jadi kok,” ujar wali kota yang sering dianggap keras dalam memimpin pemerintahannya.

Ibu dari dua anak ini juga menjelaskan, bahwa dalam urusan kesehatan, masyarakatnya dapat menikmati pelayanan kesehatan gratis. Ada tiga jenis posyandu yang dapat dikunjungi masyarakat, yakni Balita, Remaja yang di mana ada psikolog dan psikiater, serta Lansia. Surabaya juga turut merawat anak yatim dan lansia yang tidak terawatt. Tidak hanya itu, Surabaya juga merawat 1.400 orang gila.

Wsali kota yang pernah mendapatkan gelar World Mayor itu tidak hanya memikirkan kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik saja. Ia juga memikirkan bagaimana masyarkatnya dapat berwisata. “Bagi yang kaya kan bias pergi ke mall atau ke luar kota. Lalu bagiamana mereka yang kurang mampu? Kami sediakanlah taman.” Salah satu tamannya adalah Taman Harmoni seluas 60 hektar. Tadinya Taman Harmoni merupakan tempat pembuangan akhir (TPA). Namun, TPA yang selalu terlihat kotor dan jurak berhasil ia rubah menjadi taman yang begitu menarik dan ramah untuk warga. “Gak jauh dari situ ada taman masa depan seluas 80 hektar. Namanya TPU (tempat pemakaman umum) Babat dan Keputih Jerawat,” candanya yang mengundang tawa peserta seminar.

“Di Surabaya bisa dilihat, bapak dan ibu, kalau tidak ada yang mengamen. Kenapa? Karena saya melarangnya. Bila ada yang mau mengamen saya izinkan, di taman. Tapi harus membayar sebesar dua setengah juta rupiah,” katanya.

Usahanya untuk mengubah Surabaya tidak terbuang percuma.  Pada malam penganugerahan IKCI 2015 pada Kamis (13/8), Surabaya berhasil memboyong 3 penghargaan dari IKCI 2015 ini, yakni untuk kategori Kota Berpenduduk di Atas satu juta jiwa, Kota Cerdas Lingkungan 2015, dan KCI Best of The Best 2015 yang di mana Surabaya telah meraih poin tertinggi dalam penilaian IKCI tahun ini. “Hari ini, Bu Risma telah membawa empat penghargaan hari ini. Tadi dapat Bintang Mahaputra di Istana, tiga (penghargaan lagi) di sini,” ujar Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla yang hadir pada malam Penganugerahaan KCI 2015.

“Tujuan utama bukan penghargaan ini. Melainkan warga dapat sejahtera, orangtua mampu menyekolahkan anak meraka, dan anak Surabaya dapat berprestasi di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Risma, Wali Kota dari Kota Pahlawan.