Saat berpikir tentang spesies yang terancam punah, spesies apa yang terlintas dalam benak anda?
Harimau. Panda. Gorila. Badak. Orang utan. Singa. Bagi kebanyakan orang, hewan-hewan tersebutlah yang pertama kali terlintas di benak ketika tengah berpikir tentang spesies yang hampir punah. Padahal, analisis terbaru dalam jurnal Conservation Biolgy menunjukkan bahwa sebanyak 95% dari spesies siput darat Hawai yang diketahui terancam punah.
“Itu benar-benar merupakan tingkat kepunahan yang mengerikan,” kata Robert Cowie, seorang ahli biologi dari Universitas Hawaii.
Angka 95% tersebut didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Cowie dan rekan-rekannya bersama dengan para ahli terkemuka di dunia yang telah mempelajari siput darat Hawai.
Melalui serangkaian wawancara dan ratusan survei lapangan dari pulau-pulau, mereka mengambil kesimpulan terbaik: Apakah masing-masing dari 325 spesies yang telah didokumentasikan masih ada? Mereka memperkirakan hanya 15 yang masih hidup, sementara 310 lainnya masuk dalam kategori ‘mungkin punah’.
Sebenarnya ada organisasi yang secara khusus mendata spesies, yakni International Union for Conservation of Nature. Akan tetapi organisasi tersebut hanya mendata sekitar 30 dari 325 spesies yang telah punah—sangat jauh di bawah perkiraan.
“Di sinilah letak masalahnya. Invertebrata, termasuk siput, membentuk bagian terbesar keanekaragaman hayati dunia, tapi hampir tak ada catalog untuk itu,” papar Cowie.
Sangat sedikit orang yang sejauh ini terlibat dalam keanekaragaman hayati invertebrata dan berusaha mendata organisme yang seharusnya masuk dalam daftar resmi spesies yang terancam punah.
Kita memang harus lebih peduli pada keberlangsungan hidup spesies invertebrata, sebelum spesies-spesies tersebut hanya dapat kita lihat dalam bentuk fosil atau menjadi tokoh-tokoh di cerita rakyat dan fabel.