Hewan-Hewan Ini Bisa Hasilkan Losion Tabir Surya Alami

By , Rabu, 19 Agustus 2015 | 10:00 WIB

Kita kerap menggunakan losion tabir surya sesaat sebelum memulai aktivitas di luar ruangan untuk terhindar dari risiko terpanggang sinar matahari.

Terpapar sinar Matahari dalam waktu lama bisa mengakibatkan kulit gosong. Bagaimana dengan kulit hewan yang sepanjang harinya selalu melakukan aktivitas di bawah terik sinar Matahari?

Dari pertanyaan itu, muncul ide untuk meneliti bagaimana cara hewan melindungi kulitnya dari panas sinar Matahari, dan apakah mereka bisa memproduksi zat yang bisa digunakan manusia sebagai losion tabir surya alami?

Dari hasil penelitian yang dimuat di jurnal eLife, ditunjukkan bahwa sejumlah ikan, burung, hewan amfibi dan reptil ternyata memiliki gen yang mampu memprodusi gadusol, senyawa yang berfungsi sebagai tabir surya untuk melindungi kulit hewan dari panas Matahari. Senyawa gadusol akan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari paparan sinar Matahari dan mengubahnya menjadi panas.

Apa sajakah hewan yang dimaksud?

Kuda nil pernah diduga mengeluarkan darah saat berkeringat, kerena keringatnya yang mengandung duawarna pigmen berbeda, yakni pigmen orange dan merah. Dalam laporan studi yang dimuat di jurnal Nature tahun 2004, dijelaskan bahwa pigmen berwarna merah yang terdapat pada keringat kuda nil mengandung antibiotik, sedangkan pigmen orangenya berguna untuk menyerap sinar ultraviolet untuk melindungi kulitnya dari kerusakan akibat paparan sinar Matahari.

Dalam laporan yang dimuat di jurnal Current Biology tahun 2014, dijelaskan bahwa pada mata udang Mantis, terdapat pigmen asam amino MAA yang mereka gunakan sebagai filter untuk mendapatkan penglihatan yang tajam. Menurut para peneliti, MAA yang dihasilkan hewan krustasea tersebut bisa saja digunakan sebagai tabir surya alami untuk manusia.

Tak jauh berbeda dengan udang, ikan zebra juga diketahui memiliki senyawa gadusol yang dinilai mampu melindungi kulit manusia dari sinar Matahari. Namun, gadusol pada ikan zebra berfungsi sebagai senyawa untuk mempercepat proses reproduksi (pengembangan embrio).