Pulau Siau yang merupakan pulau terbesar di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) , Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) semestinya dapat menjadi salah satu tujuan wisata utama di Sulut. Betapa tidak, beragam destinasi terutama wisata bahari dipunyai kabupaten kepulauan ini.
Dibandingkan dengan dua kabupaten kepulauan lainnya di Sulut, Sitaro punya daya tarik sendiri karena keeksotisan alamnya. Sederet lokasi pantai dengan pemandangan yang tidak biasanya, karena beberapa terletak tepat di kaki gunung dapat dijadikan destinasi untuk menarik minat para pelancong. Sebut saja, pantai Tangganga yang berada di bagian Barat Selatan Pulau Siau.
Pantai yang berpasir kuning karena dihasilkan dari pecahan karang yang sangat halus ini merupakan salah satu pantai yang indah. Selain pasirnya yang unik, perairan di pantai Tangganga juga ditumbuhi lamun dan sebagian dibentengi oleh pohon mangrove. Bagi anda pehobi mancing, pantai ini akan memuaskan dahaga anda menangkap ikan dengan mudah. Karang yang masih terjaga memberikan jaminan anda tak perlu berlama-lama untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan.
Sewalah perahu dari nelayan di Tangganga, dan silakan tawar menawar, karena tidak ada harga sewa yang resmi. Anda juga bisa melihat aktifitas keseharian para nelayan di Tangganga yang asyik merajut jaring secara tradisional. Dan jika beruntung, anda bisa mengajak anak-anak menangkap udang mantis, yang disebut Bemba saat air surut. Cara menangkapnya dengan menggunakan jerat potongan kulit pohon dan umpan keong kecil sungguh mengasyikkan. Apalagi harus dibarengi dengan tepukan tangan di atas lubang Bemba agar si udang itu mau keluar.
Hasil tangkapan ikan, tentu bisa langsung dibakar di tepi pantai dan menikmatinya sambil memandangi Pulau Tagulandang di kejauhan serta Pulau Makalehi di bagian kanan, yang merupakan pulau terluar Indonesia yang berada di wilayah administratif Sitaro.
Jika anda sudah cukup kenyang, istirahat sejenak dan dakilah bukit di belakang pantai itu. Tidak perlu mendaki cukup jauh, walau anda harus menerobos semak-semak. Di atas bukit itu, tepatnya di lereng bukit, di antara batu-batu, terdapat sekumpulan tengkorak manusia, yang masih lengkap dengan tulang-tulangnya.
Dahulu, tengkorak itu cukup banyak, namun seiring waktu beberapa tengkorak dan tulang belulang hilang. Oleh karena itu, anda harus minta izin dulu ke warga setempat untuk menuju lokasi tengkorak. Warga menyebutnya Liang Tembong.
Belum ada penelitian arkeolog yang lengkap mengenai asal usul keberadaan tengkorak-tengkorak tersebut. Banyak spekulasi mengenai hal itu. Namun bagi warga Tangganga, itulah salah satu daya tarik pantai mereka. Tidak ada retribusi khusus untuk masuk ke Tangganga. warga akan menyambut anda kapan saja. Sungguh merupakan sebuah perjalanan wisata dengan keramahan warga lokal.