Saat kita makan dengan lahap, perut akan mulai meregang dan mengaktifkan suatu saraf reseptor di perut, mengirimkan sinyal ke otak untuk menciptakan rasa kenyang.
Sinyal yang dikirim dari reseptor di perut itu bisa terganggu dan rusak oleh makanan-makanan berlemak tinggi, juga oleh jumlah lada pedas yang masuk ke perut manusia.
Hal itulah yang ditemukan oleh tim ilmuwan dari University of Adelaide. Dalam hasil penelitian yang dimuat di jurnal PLOS ONE, dijelaskan bahwa mereka telah menyelidiki hubungan antara reseptor rasa pedas (TRPV1) di dalam perut dan kaitannya dengan rasa pedas.
Pada penelitian-penelitian sebelumnya, diketahui bahwa senyawa capsaicin yang ditemukan dalam cabai bisa mengurangi keinginan manusia untuk makan.
Dalam studi, para peneliti justru menemukan bahwa hilangnya reseptor TRPV1 bisa mengurangi respon saraf lambung untuk meregang. Dengan begitu, sinyal kenyang tak terkirim ke otak dan tubuh akan terus menerima makanan tanpa merasa kenyang.
Tak hanya sambal dan rasa pedas akibat capsaicin, pada studi tersebut ilmuwan juga menemukan bahwa reseptor TRPV1 bisa terganggu fungsinya oleh makanan berlemak tinggi—makanan-makanan yang bisa mengakibatkan obesitas.
Dengan penemuan itu, mereka berharap bisa membantu pengembangan pengobatan dan terapi baru bagi para penderita obesitas.