DNA manusia memiliki kapasitas yang sangat luar biasa dalam menyimpan data. Ilmuwan menyelidiki metode penyimpanan data pada DNA untuk menirunya untuk pembuatan hard drives.
Selain dapat menyimpan banyak sekali data/informasi meski berukuran sangat kecil, DNA manusia juga bisa menyimpan data dalam jangka waktu yang sangat lama, yakni hingga 2000 tahun.
Penelitian itu dilaporkan oleh tim di rapat tahunan American Chemical Society ke 250 yang berlangsung pada Senin (17/8) lalu.
Dikutip dari Hacked.com, para ilmuwan menjelaskan dalam acara tersebut bahwa satu DNA manusia bisa menyimpan hingga 300.000 terabyte data sekaligus—dibandingkan dengan hard-drive modern yang hanya mampu menyimpan lima terabyte, tentunya angka itu sangat fantastis.
Berbekal data tersebut, sejumlah insinyur asal Swiss membentuk tim studi untuk menciptakan hard drive yang bisa menyimpan informasi tanpa batas seperti yang mampu dilakukan DNA manusia. Menurut teori, jika data disimpan dalam DNA maka empat nukleotida kimia (A, C, G, dan T) yang ada pada DNA bisa menyimpan hingga 300.000 terabyte data.
Eksperimen pun dilakukan. Data sebesar 83 kilobyte (berisi teks tertulis dari abad ke 13 dan 10) dikodekan ke dalam sebuah DNA. DNA kemudian disimpan di dalam bola silika, dan dipanaskan hingga 160 derajat Fahrenheit selama satu minggu penuh. Waktu pemanasan itu setara dengan suhu 50 derajat Celcius yang diterima DNA manusia asli sepanjang 2000 tahun.
Setelah seminggu penuh, tim menemukan bahwa DNA tersebut sama sekali tidak mengalami kerusakan, dengan informasi yang tersimpan masih tetap utuh seperti sedia kala.
Mungkinkah nantinya penyimpanan arsip digital di masa depan akan menggunakan DNA, alih-alih USB atau hard-drive?