Jutaan pekerja yang sering menghabiskan waktunya untuk kerja lembur beresiko besar mengalami stroke. Walau penelitian tidak bisa mengungkap hubungan sebab akibat antara workaholic dan stroke, namun tetap perlu diwaspadai.
Orang yang gila kerja bukan hanya rentan stres, tapi secara umum gaya hidup mereka tidak sehat. Mereka cenderung tak punya waktu berolahraga, pola makan tidak sehat, waktu tidur berkurang, serta konsumsi alkohol meningkat.
"Sering kerja lembur meningkatkan risiko stroke dan juga penyakit jantung secara signifikan," kata profesor epidemiologi dari University College London, Mika Kivimaki.
Dalam penelitiannya, Kivimaki dan timnya mengkaji data dari 25 studi yang melibatkan lebih dari 600.000 pria dan wanita di AS, Eropa, dan Austraslia. Kesehatan para partisipan studi ini diikuti selama 8,5 tahun.
Dalam studi tersebut, orang yang bekerja 55 jams etiap minggunya risikonya 13 persen mengalami serangan jantung, dibandingkan dengan yang jam kerjanya standar, yakni 35-40 jam perminggu.
Penelitian lain juga menunjukkan hasil yang tak jauh berbeda. Makin banyak jam kerja yang diambil, makin besar risiko strokenya.
Walau begitu, solusinya tidak sesederhana mengurangi jam kerja. Yang harus diperhatikan adalah pentingnya aktivitas fisik sebagai pencegahan penyakit.
Bukan hanya itu, orang yang sebagian besar waktunya habis untuk bekerja juga jarang memeriksakan kesehatannya ke dokter. Karenanya, rutinlah melakukan check up setahun sekali jika Anda sudah berusia di atas 30 tahun atau memiliki riwayat penyakit tertentu dalam keluarga.