Manusia memiliki kemampuan mengubah lingkungan secara dramatis guna memenuhi kebutuhannya dengan cara yang tak sama dengan spesies lain. Tapi, perubahan lingkungan yang dilakukan manusia juga berdampak pada hewan yang juga menghuni bumi, misalnya praktek perburuan liar.
Sebuah studi yang meneliti tentang keanekaragaman dan penyebaran hewan telah berusaha memetakan penyebaran mamalia besar yang akan terjadi di bumi seandainya manusia tak pernah ada.
Studi terbaru ini dilakukan oleh para peneliti di Universitas Aarhus, Denmark. Hasil studi tersebut menjelaskan alasan mengapa Benua Afrika menjadi satu-satunya tempat dimana keanekaragaman mamalia besar menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah. Bukan karena benua tersebut menguntungkan, melainkan karena para mamalia tersebut selamat dan bertahan dari gencarnya perburuan manusia.
Para peneliti membangun peta dunia baru dengan memprediksi penyebaran hewan yang kini telah punah berdasarkan ekologi, biogeografi, dan kondisi alami lingkungan saat ini. Mereka menemukan bahwa jika manusia tak pernah ada, keragaman di Amerika jauh lebih besar, dengan padang rumput yang tidak berbeda dengan yang ada di Afrika.
Para peneliti berasumsi, bagaimana pun, perubahan iklim di akhir era Pleistosen tak cukup untuk membunuh mamalia besar sendirian. Kepunahan banyak mamalia besar disebabkan oleh kombinasi antara perubahan iklim dan perburuan yang gencar dilakukan oleh manusia.