Para peneliti menemukan tengkorak parsial di Malapa, Situs peninggalan dunia tempat kelahiran manusia berupa gua-gua dan fosil. Situs tersebut terletak sekitar 31 mil (50 kilometer) di barat laut Johannesburg. Pada tahun 2010, peneliti di situs fosil Malapa menemukan tengkorak parsial dari spesiel awal manusa, Australopithecus sediba.
“Babon dikenal memiliki kekerabatan dengan manusia di beberapa fosil yang berada di Afrika Timur dan Afrika Selatan. Mereka kadang juga digunakan sebagai model pembanding pada evolusi manusia,” ujar pemimpin penelitian, Christopher Gilbert.
Para peneliti menemukan tengkorak babon selama penggalian A. sediba. Babon yang dijuluki UW 88-886 merupakan anggota Papio angusticeps, spesies yang memiliki kekerabatan paling dekat dengan spesies babon modern, Papio hamadryas.
Spesies dan subspecies babon modern hidup di sub Sahara Afrika dan di Semenanjung Arabia. Meskipun evolusi mereka berhasil, namun asal-usul babon modern di catatan fosil belum begitu diketahui dan disepakati.
“Studi molekular menunjukkan bahwa babon menyimpang dari kerabat terdekat mereka sekitar 1,8 -2,2 juta tahun lalu,” kata Gilbert.
Kebanyakan spesimen fosil dari rentang waktu tersebut terpisah-pisah dan terlalu primitif, sehingga sulit dikonfirmasi apakah mereka termasuk spesies Papio hamadryas.
“Spesimen dari Malapa dan analisis terbaru kali membantu untuk mengkonfirmasi dugaan dari penelitian sebelumnya bahwa P. angusticeps adalah populasi awal dari P. hamadryas,” pungkas Gilbert.