Semangat Tempur Perempuan

By , Rabu, 26 Agustus 2015 | 08:30 WIB

Dua lulusan perempuan pertama dari sekolah pasukan keamanan militer, Kapten Kristen Griest dan Letnan Satu Shaye Haver, memperpanjang daftar nama perempuan yang bertempur. Sejarah telah mencatat nama-nama perempuan yang bertempur, namun tidak ada yang lebih terkenal dan salah dimengerti selain para perempuan petarung dari Amazon.

Perempuan petarung Amazon digambarkan oleh mitologi Yunani sebagai kumpulan perempuan garang yang menolak hidup dengan laki-laki serta memotong sebelah buah dadanya agar dapat memanah lebih baik. Mereka juga dideskripsikan sebagai perempuan yang membenci dan memperbudak laki-laki, juga membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Sebagai mana mitologi lainnya, tentu saja kisah tersebut tidak dapat dibuktikan.

Sejarawan Herodotus pada tahun 500 SM mengisahkan kaum perempuan ini ditangkap oleh Yunani namun berhasil kabur setelah melawan kru kapal yang membawa mereka. Mereka kemudian menetap di dekat bangsa nomad Eurasia Tengah, Skithia.

Bangsa Skithia yang telah hilang memberi peninggalan berupa kurgan, sebuah gundukan makam, di Pegunungan Altai yang melewati Kazakhstan, Rusia, Cina, dan Mongolia. Makam kuno tersebut berisi mumi bertato, kuda-kuda persembahan, dan artefak kuno berupa furnitur hingga perhiasan. Hingga kini, makam-makam tersebut masih awet tersimpan di bawah lapisan tanah beku.

Dahulu arkeolog berpikir siapapun yang dikubur bersama persenjataan adalah petarung laki-laki. Namun struktur tulang dan DNA berkata lain, terbukti seperempat dari perempuan bangsa nomad ini juga bertempur. Perempuan-perempuan inilah yang kemungkinan menginspirasi orang Yunani akan kisah serta penggambaran orang Amazon.

Perempuan Skithia tinggal di suku kecil yang membuat semua penduduknya harus bahu-membahu dalam segala hal—termasuk berburu serta bertempur. Diketahui dari kurgan, laki-laki dan perempuan memiliki persamaan dalam berbagai hal. Keduanya mengenakan celana panjang serta tunik dan memiliki banyak bekas luka pertarungan juga tanda kerasnya hidup berkuda. Laki-laki dan perempuan sama-sama dimakamkan bersama anak-anak juga makanan terakhir mereka berupa daging dan fermentasi susu kuda. Ini menunjukkan persamaan hak yang dimiliki kaum tersebut.

Bukan hanya Skithia, Kelt juga memiliki tempat dalam daftar perempuan yang bertempur, salah satunya Ratu Boudicca yang memimpin pasukan melawan Romawi di Britania.

Masyarakat tidak selamanya menerima perempuan ikut bertempur bahkan kadang mereka menghalangi jalan tersebut. Walaupun begitu, tetap tidak dapat menghentikan mereka yang tetap bertempur. Dalam Perang Sipil, banyak perempuan yang bertempur dengan menyamar sebagai laki-laki, seperti misalnya tentara Sarah Emma Edmonds yang menyamar menjadi Frank Thompson.

Perempuan telah secara resmi dilarang ikut bertempur oleh militer AS sejak 1948, namun daftar nama mereka yang mengabdi, bahkan gugur di medan perang tetap terus bertambah.

Militer sedang mencari tahu di mana bisa menempatkan tentara perempuan seperti Griest dan Haver. Keduanya tidak bisa ditempatkan ke dalam Resimen Pasukan Keamanan 75 dan Pentagon tidak dapat menentukan di mana tentara perempuan boleh ditempatkan hingga akhir tahun. Angkatan Laut AS pada 18 Agustus 2015 mengumumkan apabila kedua tentara perempuan tersebut dapat melewati latihan Basic Underwater Demolition/SEAL yang brutal selama 6 bulan, maka mereka dapat ikut serta ke dalam Angkatan Laut SEAL.