Peneliti dari Newcastle University berhasil menemukan bahwa bakteri methanotroph ternyata bisa mengoksidasi metana, mengubah gas penghasil efek rumah kaca ini menjadi zat kimia yang lebih aman untuk lingkungan manusia.
Dalam methanotroph, peneliti menemukan adanya protein yang mampu menyimpan tembaga (disebut dengan Csp). Protein yang terkandung dalam bakteri methanotroph tersebut bisa menyimpan logam, membuat para peneliti heran bagaimana bisa bakteri mengandung ion tembaga yang beracun bagi sel tubuh.
Terlepas dari hal itu, para ilmuwan melihat bakteri methanotroph sebagai potensi besar untuk pemanfaatan bioteknologi metana, sumber karbon terbarukan.
Menurut profesor Biologi Kimia Chris Dennison yang juga memimpin studi ini, sangat penting untuk memahami bagaimana bakteri itu memproses oksidasi metana, juga untuk memahami bagaimana tembaga diperoleh dan disimpan dalam tubuhnya. “Penemuan protein Csp membantu pemahaman kami tentang proses (oksidasi) yang kompleks ini,” ungkapnya, seperti dikutip dari Science Daily.
Dengan penemuan itu, tim berharap bisa mengembangkan alat bioteknologi mutkahir untuk mengurangi kandungan gas metana dari atmosfer, sehingga udara yang bersih lebih banyak tersedia untuk kelangsungan hidup makhluk di atas Bumi.
Hasil penelitian tim terkait bakteri methanotroph dan penjelasan lebih jauh mengenai proses oksidasi metana oleh bakteri itu bisa ditemukan di jurnal Nature.