Osteoarthritis (OA) atau kerusakan tulang rawan sendi lebih dikenal sebagai penyakit yang mengiringi proses penuaan.Seiring bertambahnya usia, bantalan antara tulang rawan sendi semakin menipis. Osteoarthritis 70 persen dialami oleh mereka yang berusia di atas 60 tahun.
Namun, osteoarthritis juga bisa terjadi sebelum usia 60 tahun. Dokter Spesialis Orthopedi M Rizal Chaidir mengungkapkan, osteoarthritis bahkan bisa menyerang di usia muda karena beberapa faktor risiko. “Usia 30 tahun, 20 tahun bisa osteoarthritis sekunder. Biasanya karena kecelakaan, penyakit TBC yang penyembuhannya tidak baik,” kata Rizal dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (29/8).
Mereka yang obesitas atau kelebihan berat badan juga lebih rentan terkena osteoarthritis pada usia muda. Nyeri sendi umumnya terjadi pada daerah lutut. Orang yang obesitas akan memberikan beban lebih berat pada bagian lututnya, sehingga berisiko mengalami nyeri sendi.
Faktor risiko lainnya, lanjut Rizal, yaitu karena faktor genetik. Rizal menjelaskan, misalnya ada dua orang yang tidak obesitas dan memiliki kegiatan sehari-hari yang tidak jauh berbeda, tetapi karena faktor genetik, salah satunya lebih dini terkena osteoarthritis.
Selain itu, wanita juga lebih sering ditemui menderita nyeri sendi, utamanya pada wanita yang sudah menopause atau berhentinya siklus menstruasi. Menurut Rizal, kondisi itu dipengaruhi adanya perubahan hormon saat wanita memasuki usia menopause.
“Perempuan ada hormon estrogen dan progesteron yang sebelum menopause produksinya masih seimbang. Suatu saat terjadi penurunan produksi hormon karena menopause yang bisa menyebabkan proses gangguan pada sel,” terang Rizal.
Rizal mengungkapkan osteoarthritis bisa terjadi pada semua bagian tubuh yang memiliki persendian. JIka terjadi kerusakan cukup parah, tak hanya terasa nyeri, tapi juga bisa membuat lutut ataupun tangan menjadi bengkok karena tak ada lagi bagian yang melapisi tulang rawan sendi.