Cerita Kebun Kurma sejak Zaman Nabi di Samping Masjid Quba

By , Selasa, 1 September 2015 | 07:00 WIB

Bila memandang ke sebelah timur Masjid Quba yang berada sekitar 5 kilometer dari Madinah tampak sebuah perkebunan kurma yang memiliki luas areal sekitar 25 hektare. Kebun kurma tersebut menurut pemiliknya Abdul Rahman Al Harby sudah dikelola secara turun-temurun. Bahkan kebun tersebut diyakini sudah ada sebelum nabi hijrah ke Madinah dari Mekkah. Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad SAW. Ada sekitar 1.600 pohon kurma tumbuh di perkebunannya. Benteng tembok membentang di jalan utama jalan sebelah timur Masjid Quba sebagai pembatas perkebunan kurma tersebut. Untuk masuk ke areal perkebunan, kita harus menyusuri jalan kecil beraspal di antara rumah-rumah penduduk sekitar kurang lebih 5 menit dari Masjid Quba. Kemudian kita akan menemukan sebuah gerbang dengan areal parkir yang cukup luas serta sebuah toko kurma dan oleh-oleh khas Madinah bernama Al Barokah.

Di tempat tersebut bale-bale berbahan besi lengkap dengan kursi-kursinya untuk menyambut jemaah yang ingin mengetahui kebun kurma sudah tersedia. Kita bisa bersantai di bawah bungalow sederhana dengan atap daun kurma serta kursi besi yang dibuat melingkar. Disediakan juga tempat untuk bersantai sebuah saung berukuran sekutar 8 x 4 meter dengan kursi-kursi empuk untuk memanjakan orang yang datang.

Di hadapan kita sudah tampak pohon-pohon kurma dari jenis terkenal seperti ajwa, sekki, dan sokari. Memang bagi orang yang tidak tahu bagaimana membedakan jenis pohon kurma, seolah semuanya sama. Tetapi letak yang bisa membedakan mana pohon kurma ajwa, sekki, atau sokari dilihat dari bentuk daunnya. Bila dilihat lebih detail ternyata benar daun kurma berbeda-beda ada yang daunnya rapat dan ada juga yang daunnya tidak terlalu rapat.

"Lihat saja daunnya untuk membedakannya, pasti terlihat kurma dari jenis apa," kata pengelola kebun kurma Al Barokah Husam bin Hamdan Al Harby, Sabtu (29/8/2015).

Tampak beberapa pohon yang dekat dari tempat tribun berteduh sedang berbuah. Buahnya masih muda dan berwarna merah. Satu pohon bisa menghasilkan 150 sampai 200 kilogram tergantung jenis kurmanya. Khusus kurma ajwa rata-rata satu pohonnya bisa menghasilkan 150 kilogram dalam satu tahunnya.

Kurma biasanya berbuah satu kali dalam satu tahun. Butuh waktu enam bulan dari mulai pohon kurma berbunga sampai bisa dipanen. Tidak sulit sebetulnya memelihara pohon kurma hanya cukup memberikan pupuk dan air agar pohonnya bisa tumbuh baik. "Perawatannya tidak sulit, cukup pupuk dan air saja. Memang pohon kurma kecil kemungkinan terserang penyakit," ungkapnya.

Bila kurma sudah mulai menua, biasanya buah-buahnya yang masih berada di pohon akan ditutup dengan jarring. Hal tersebut dimaksudkan agar kurma tidak banyak yang jatuh serta dimakan burung.

Sang pemilik Abdul Rahman Al Harby mengungkapkan biasanya pohon kurma dipanen saat bulan Ramadhan. Tetapi perubahan cuaca yang terjadi di Arab Saudi, pohon kurmanya baru bisa mulai banyak dipanen menjelang musim haji tahun ini.

"Biasanya bulan ramadhan kurma sudah turun. Tetapi sekarang semakin mudur karena musimnya berubah," katanya.

Meskipun hanya panen satu kali dalam setahun, keberadaan kurma bisa disimpan lama asal tidak terkena sinar matahari. Sebab, bila kurma tersengat sinar matahari terlalu lama akan mengeras. Di perkebunan tersebut kebetulan ada kurma ajwa yang baru dipanen. Sebelum di-packing, sang pemilik sedang menjemur kurma supaya lebih awet disimpannya. Setelah dijemur beberapa saat barulah kurma dimasukkan ke dalam dus-dus dengan takaran 20 kilogram untuk setiap dusnya.

Menanam pohon kurma sendiri tebilang mudah. Biasanya kurma yang ditanam berasal dari tunas yang tumbuh di sekitar pohon kurma yang sudah tua. Kalau dari bijinya sangat sulit untuk tumbuh, meskipun tumbuh untuk berbuahnya pun sangat lama. Bila dari tunas yang tingginya sudah sekitar satu meter hanya butuh empat sampai lima tahun untuk berbuah "Biasanya pohon kurma bisa tumbuh sekitar 75 tahun," katanya.

Menilik ke dalam toko yang berada di perkebunan tersebut, berbagai jenis kurma sudah dijajakan. Kurma ajwa, ambar, Deglet Noor, Mozafati, Sekkeri disusun rapih di setiap tumpukannya. Pengunjung bisa mencicipi berbagai jenis kurma ditempat tersebut sebelum memutuskan membelinya. Kurma ajwa masih menjadi primadona. Hal tersebut karena kurma yang biasa disebut juga kurma nabi terdapat dalam sebuah hadis, "Barangsiapa yang memakan tujuh butir kurma ajwa pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir." Itulah hadis yang membuat kurma ajwa menjadi begitu terkenal di belahan dunia mana pun.

Tidak hanya kurma, makanan olahan dari kurma pun tersedia di toko milik Abdul Rahman Al Harby seperti dodol kurma, kurma isi, serta kurma berbalut coklat. Tak hanya kurma saja, makanan khas Madinah serta oleh-oleh Madinah lainnya seperti minyak zaitun pun tersedia di tempat tersebut. Tidak perlu khawatir bila tidak membawa uang riyal, di toko tersebut menerima pembayaran dengan menggunakan rupiah, dollar, dan ringgit Malaysia. Dari tempat tersebut pun kita bisa langsung mengirimkan belanjaan kita ke Tanah Air.