Nama kukang, atau kungkang, rupanya berdasarkan cara berjalan binatang ini di pepohonan. Memang, kukang bercakar dua dan kukang bercakar tiga tergolong binatang yang geraknya paling lamban.
Binatang daerah tropis ini menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tidur, mencengkeram dahan pohon dengan cakarnya yang melengkung seperti kait. Pada waktu jaga, yang hanya beberapa jam, binatang tak berekor ini naik dengan merangkak, tangannya dipindahkan satu demi satu, sambil menggantung di cabang pohon atau bergantung di satu tempat dan dari situ meraih dedaunan di sekitarnya.Daun itu lalu dikunyah dengan giginya yang seperti pasak.
Dengan cara yang lamban ini, kukang menghabiskan sedikit energi. Bulunya yang berwarna cokelat dan kasar, yang kadang-kadang ditumbuhi ganggang hijau, menyebabkan binatang ini tersamar di lingkungannya. Kukang jarang turun ke tanah karena cara berjalannya yang lamban dan kikuk akan menjadikannya mangsa empuk bagi jaguar dan pemangsa lain.
Lambung Kukang
Lambung kukang itu besar dan rumit, dengan beberapa ruangan terpisah. Jalur setepatnya yang dilalui makanan tidaklah diketahui, tetapi makanan itu tentulah tinggal di lambung untuk jangka waktu yang lama. Pada ruangan di lambungnya, daun lambat laun diuraikan oleh mukus. Di lambung kiri terdapat dua ruangan: satu mengandung kelenjar-kelenjar peptik, dan yang lain adalah ruang pemamah dan pengunyah.
Cara Mengasuh Anak
Selama bulan pertama, kukang yang baru lahir menempel pada induknya untuk menyusu. Kukang melahirkan satu anak pada musim panas. Setelah sebulan, anak kukang mulai makan daun. Enam hingga sembilan bulan kemudian, induk menyisihkan sebagian dari wilayah makannya bagi anaknya.
Setiap kukang belajar dari induknya untuk makan hanya pada pohon tertentu. Setelah disapih, anakan itu mewarisi wilayah makanan induknya dan juga seleranya untuk daun tertentu. Cara makan yang pilih-pilih ini menjamin bahwa beberapa kukang dapat makan di satu wilayah umum tanpa saling mengganggu.