Tren menggunakan handphone di Indonesia semakin marak, termasuk dalam pariwisata. Danny Kim, Analyst, Travel Team di Google Asia Pasifik bahkan menjuluki Indonesia "mobile first".
Menurut Kim, masyarakat Indonesia sangat responsif dan mengutamakan handphone dalam beragam aktivitas wisata, dari mulai mencari informasi sampai mengupdate atau memublikasikan wisatanya melalui media sosial.
"Penekanannya paling banyak orang menggunakan HP baru kemudian PC," katanya dalam Travel With Your Fingertips, di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Menurut Kim, proses masyarakat mendapatkan inspirasi wisata terbagi dua: pasif dan aktif. Pasif artinya seseorang mendapat terpaan dari luar dirinya. Masyarakat biasanya mendapat terpaan informasi paling banyak dari sosial media, mencapai 70 persen. Sementara sisanya berasal dari TV dan 'kata orang'.
Setelah itu, seseorang akan melakukan tindakan aktif untuk mendalami informasi yang ia peroleh. Sebanyak 50 persen dengan browsing, 30 persen dengan chatting, 10 persen melalui sosial media, 5 persen melalui Youtube, sisanya dari cara lain. Sebagian besar dilakukan dari handphone.
Kim menjelaskan alasan penggunaan handphone tinggi adalah kemudahan dan kenyamanan. "It's easy, convenient, and accessible," katanya.
Meski demikian beberapa kendala yang dimiliki handphone ialah layar yang kecil, koneksi yang sulit, mengingat para pengguna gadget banyak yang menjadi 'pemburu wi-fi', dan harga mahal untuk biaya paket data.
Andrew Phua, Director Exhibitions and Conferences Singapore Tourism Board juga membenarkan 'mobile first' ini. Menurutnya orang Indonesia sangat suka berbagi dengan media sosial. Lebih khusus lagi mereka seringkali live update, yakni membagikan pengalaman wisatanya saat itu juga, bukan setelah wisata. "95 persen masyarakat Indonesia love to share experience by social media," katanya