Tahun 2050, 99% Burung Laut di Seluruh Dunia Akan Menelan Plastik

By , Jumat, 4 September 2015 | 08:00 WIB

Ada kekhawatiran baru soal sampah plastik di lautan. Para ilmuwan memperkirakan, 99% burung laut di seluruh dunia akan menelan plastik pada 2050. Ini tidak mengherankan bahwa tutup botol, kantong plastik, dan bagian lain dari sampah dicuci di jalan-jalan dan saluran air setiap hari. Beberapa penelitian telah menunjukkan polusi plastik mencapai 580 ribu lembar plastik per kilometer persegi di laut.

Plastik memiliki dapat buruk pada kehidupan laut, dan menurut beberapa perkiraan, kondisinya akan semakin memburuk. Para ilmuwan dari SCIRO dan Imperial College London telah memproyeksikan bahwa 90% dari burung laut saat ini terdapat plastik di perut mereka. Seperti disinggung di awal, jumlah itu akan bertambah menjadi 99% pada 2050.

“Kami telah menemukan hampir 200 lembar plastik di perut burung laut,” ujar Denise Hardesty dari SCIRO Oceans and Atmosphere dalam sebuah pernyataan resmi.

Spesies burung laut seperti elang laut dan penguin sering membuat kesalahan membedakan warna cerah plastik dengan makanan. Jika terus-menerus mengonsumsi plastik, dampak paling cepat yang bisa dirasakan oleh burung-burng itu adalah pengurangan berat badan, sementara efek jangka panjangnya adalah kematian.

Untuk mengukur berapa banyak plastik yang dikonsumsi burung-burung itu, para ilmuwan telah mencocokkan dengan lokasi sampah-sampah di lautan dengan bagaimana burung laut itu menyebar secara global. Model itu kemudian digunakan untuk memperkirakan berapa banyak plastik masuk ke laut.

“Kami menyimpulkan bahwa garis pantai adalah penghasil sampal plastik terbesar,” terang Chris Wilcox, periset senior di SCIOR. “Dari situ kita kemudian dapat membuat peta di mana plastik-plastik itu muncul.”

The Great Pasific Garbage Pathc adalah fenomena yang cukup terkenal saat ini, tapi ujung-ujung Australia bagian selatan, Afrika Selatan, dan Amerika Selatan adalah bagian yang menjadi perhatian terbesar. Di sinilah jutaan potongan sampah plastik mengambang tumpang tindih menjadi satu dengan spesies laut lainnya yang ada.

Masih ada kabar baik 

Upaya proyek penelitian yang lebih besar ditujukan untuk mengatasi berbagai macam masalah; di mana plasti-plastik mengambang ke laut, bagaimana ia mempengaruhi keanekaragamanan hayati laut baik burung maupun kura-kura, dan respon apa yang harus dilakukan.

“Kami menemukan di Australia jika dewan lokal melakukan kampanye melawan pembuangan ilegal, yang bisa menimbulkan dampak signifikan pada jumlah plastik di perairan mereka,” tutur Wilcox.

Dia juga menunjukkan ada berita bahagia dari Laut Utara di Eropa Utara. “Ada industri manufaktur yang menggunakan pelet plastik yang biasa terapung di laut. Pada dasarnya, ketika industri menerapkan itu, jumlah pelet di lautan akan berkurang dalam sepuluh tahun. Dampaknya, plastik-plastik di perut burung laut juga akan berkurang.”