Ilmuwan cuaca Rusia di daerah Arktik terpencil terjebak di dalam stasiun penelitian dan dikelilingi oleh lima beruang kutub lapar. Laporan tersebut disampaikan oleh World Wildlife Fund (WWF).
Dua ahli meteorologi dan seorang ahli mekanik tak dapat meninggalkan stasiun cuaca Fyodorov di Pulau Vaygach, dan tak dapat melakukan pengukuran laut dua kali sehari karena beruang kutub mengintai di sekeliling mereka.
“Kemarin kami keluar, dan beruang berada di dekat rumah,” ujar salah seorang meteorolog kepada Siberian Times. “Tiga kali kami menembakkan pistol suar kecil, tapi beruang bahkan tidak ketakutan. Kami berhasil membuat mereka takut dengan suar, namun mereka tak pergi jauh,” imbuhnya.
Ahli meteorologi tersebut mengatakan bahwa beruang-beruang itu tidur di dekat rumah, dan dua di antara mereka berjalan bersama. “Mereka sungguh agresif. Baru-baru ini kami melehat mereka bertarung di dekat rumah kami,”
Para ilmuwan telah terperangkap sejak minggu lalu di dalam stasiun penelitian yang kecil dan tak memiliki pagar. Menurut WWF, Tim ilmuwan hanya dipersenjatai dengan suar dan peluru karet.
“Ini keadaan darurat,” kata Gubernur Distrik, Igor Koshin kepada kantor berita RIA. Ia mengatakan akan mengirimkan bantuan, dan menegaskan bahwa beruang-beruang itu tak akan dibunuh.
Pejabat Rusia mengatakan beruang mulai bergerak ke tempat-tempat yang dihuni manusia karena berkurangnya makanan di daerah yang menjadi habitat mereka. “Tahun lalu, seekor beruang berhasil direlokasi hampir 25 mil dari kilang minyak, tapi beruang itu tetap kembali,” kata Koshin.
Es laut yang mencair karena perubahan iklim telah mengancam kehidupan beruang kutub dan habitat mereka. Populasi mereka dianggap sangat rentan dalam daftar merah International Union for Conservation.
“Hilangnya es laut secara besar-besaran dan berkurangnya ketersediaan mangsa laut yang menjadi makanan beruang kutub merupakan alasan paling penting dan spesifik untuk meningkatkan perhatian bagi populasi beruang kutub,” kata Todd Atwood, ilmuwan biologi USGS sekaligus penulis utama jurnal penelitian tentang beruang, Juli lalu kepada Reuters.