Memasuki hari keempat kebakaran di Gunung Sumbing, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menghanguskan sedikitnya 200 hektar lahan.
Hingga kini, petugas masih melakukan upaya pemadaman tunggakan atau bara api yang masih tersisa di antara semak belukar. Asap juga masih terlihat mengepul menutupi kawasan puncak Gunung Sumbing.
Wakil Kepala Administratur Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kedu Utara, Sukmono Edwi Susanto, menyebutkan bahwa lahan yang terdampak kebakaran menyebar hingga enam desa, yaitu Desa Sukomakmur dan Sutopati Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, Desa Adipuro, dan Mangli, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, serta Desa Pulosaren, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo.
"Hari ini kami terjunkan petugas 70 personel untuk memadamkan tunggakan sampai benar-benar padam agar api tidak muncul lagi, termasuk upaya menghitung luasan lahan yang terbakar," ungkap Sukmono di kantornya, Selasa (8/9/2015).
Sukmono mengungkapkan, sejak kebakaran pertama kali terjadi pada Sabtu (5/9/2015) lalu, api memang belum dapat dipastikan benar-benar padam. Setelah berhasil padam pada Sabtu sore, si jago merah kembali membara pada Minggu (6/9/2015) malam.
Namun, Senin (7/9/2015) pagi, muncul dua titik api kembali di hutan kawasan Desa Mangli, Kecamatan Kaliangkrik, dan Desa Dampit, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.
Ada pun lokasi kebakaran berada pada petak 2A dan 2B Resor Pemangku Hutan (RPH) Mangli Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, dan petak 29A RPH Klasemen Desa Pulosaren, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo.
Menurut dia, upaya pemadaman cukup sulit dilakukan karena lokasi kebakaran sangat tinggi ditambah topografi yang sulit dijangkau berupa jurang dan tebing yang curam. Oleh karena itu, pemadaman hanya dapat dilakukan dengan cara manual.
"Beruntung, lokasi kebakaran masih cukup jauh dengan pemukiman warga sehingga tidak menganggu aktivitas warga sehari-hari. Mereka masih mencari rumput untuk pakan ternak, bercocok tanam di lereng Gunung Sumbing," papar Sukmono.
Kendati demikian, ada banyak vegetasi yang rusak akibat kebakaran tersebut. Lokasi kebakaran yang berada pada ketinggian diatas 2.400 meter dari permukaan laut (mdpl) itu banyak ditumbuhi semak-semak, alang-alang dan tanaman rimba campur seperti pinus, bintamin, acacia, decuren, mlanding dan sebagainya.
"Kami khawatir kerusakan vegetasi akan berdampak pada mengeringnya sumber mata air yang menghidupi warga sekitar lereng Sumbing. Kebakaran juga pasti mengganggu satwa-satwa yang berhabitat di kawasan itu. Seperti burung dan kera," ujar Sukmono.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Sujadi, menyatakan siap membantu mengerahkan sejumlah tenaga untuk membantu pemadaman. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan anggaran untuk logistik.
"Kami terus mendorong masyarakat untuk lebih berhati-hati dan menjaga hutan lindung," kata Sujadi.