Penemuan spesies baru bernama Homo naledi yang memiliki keterkaitan dengan manusia, telah melemparkan biologi evolusioner dunia ke dalam lingkaran tak berujung. Spesies baru yang ditemukan di gua di Afrika Selatan itu tampaknya merupakan kombinasi aneh dari makhluk primitif dan modern yang sebelumnya tak terlihat bersama.
Dari sisa 15 individu, para ilmuwan mengumpulkan sistem rangka Homo naledi dan mempublikasikan penemuan tersebut dalam jurnal eLife. Homo naledi memiliki beberapa kesamaan yang sangat mirip dengan manusia, terutama tangan dan kakinya—meskipun otaknya jauh lebih kecil. Individu Homo naledi memiliki jempol opposable— mampu menyentuh ujung jari dari tangan yang sama—yang sangat mirip dengan jempol manusia. Sifat melengkung dari tangan juga menunjukkan bahwa spesies itu mungkin memiliki kemampuan memanjat. Banyak dari nenek moyang dekat kita memiliki jempol opposable.
Mungkin kemiripan yang sangat signifikan bukan dari segi anatomi. Ilmuwan mengatakan bahwa gua tempat ditemukannya tulang belulang Homo naledi tampaknya merupakan ruang pemakaman. Mengubur orang mati merupakan praktek yang sebelumnya dianggap suatu sifat manusia yang unik.
Kemiripan ini membawa arti penting dari perspektif evolusioner, tetapi sejumlah ciri-ciri membuat manusia lebih menonjol dari para pendahulu kita. Volume otak manusia biasanya antara 1.100 dan 1.200 sentimeter kubik. Para ilmuwan memperkirakan bahwa volume otak di Homo Naledi sekitar setengah ukuran otak manusia.
Tentu saja ukuran otak bukanlah segalanya ketika terdapat kehidupan cerdas dan evolusi. Akan tetapi, strukturotak Homo naledi, berdasarkan ukuran tengkoraknya, juga menunjukkan otak yang lebih primitif. Ketika membandingkan manusia dengan nenek moyang langsung, otak menunjukkan beberapa perbedaan antara manusia dan Homo naledi.
Rangka, termasuk bahu dan pinggul juga memiliki kesamaan dengan spesies hominin awal. Secara keseluruhan, ilmuwan percaya individu Homo naledi memiliki berat badan yang kurang dibanding manusia.
Perbedaan antara manusia dan Homo naledi cukup signifikan, namun hal tersebut tak mengurangi arti penting penemuan. Penemuan spesies yang terkait dengan manusia hanya menggarisbawahi kenyataan betapa sedikitnya yang kita ketahui tentang bentuk-bentuk kehidupan pendahulu kita jutaan tahun lalu.