Mengenal Sosok Wisanggeni Lebih Dekat

By , Selasa, 29 September 2015 | 13:00 WIB

Festival Wayang Indonesia (FWI) 2015 resmi digelar. Tahun ini tema yang diangkat ialah "Wisanggeni". Tema ini diambil dari nama salah satu tokoh pewayangan, Bambang Wisanggeni. Wisanggeni sendiri dalam pewayangan adalah putra Arjuna. Ia merupakan pemuda yang pemberani dan bisa menjadi pemersatu di keluarga Pandawa.Wisanggeni juga dikenal dekat dengan siapa saja. "Ia tidak pernah pakai basa krama (bahasa Jawa halus) ke siapa pun. Selalu pakai basa ngoko (bahasa Jawa yang lebih akrab)," kata Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi) dalam Konferensi Pers FWI 2015, di Cafe Batavia, Sabtu (12/9/2015).Kesaktian Wisanggeni dikisahkan melebihi putra-putra mahabrata lain. Ia tidak tinggal di bumi melainkan di khayangan Sanghyang Wenang. Ia mati dalam perang Baratayuda. Menurut ramalan Sanghyang Wenang, Pandawa akan kalah jika Wisanggeni turut berperang di pihak Pandawa. Akhirnya ia menjadi tumbal dan mencapai moksa (tidak bereinkarnasi).Wisanggeni sebenarnya bukan tokoh yang ada dalam Kitab Mahabrata. Ia merupakan tokoh buatan pujangga Jawa. Kisah hidupnya yang dikisahkan sangat sedikit, meliputi empat tahap: lahir, bersosialisasi (krida), menikah, dan meninggal. "Wisanggeni itu tidak ada dalam kitab Mahabrata ya, jadi dia tokoh buatan," papar dalang wayang kulit, Ki Sambowo.

Oleh sebab itu kisah Wisanggeni dalam permainan wayang dapat diramu. Ki Sambowo sendiri bersama dalang wayang golek Ki Apep telah meramu kisah Wisanggeni versi mereka. Menurut keduanya hal ini sah asal tetap pada pakemnya. "Kisah Wisanggeni susah dimainkan bagi mereka yang malas mikir, tapi bagi yang mau mikir ini malah menarik, karena bisa mengembangkan cerita sendiri," jelas Ki Sambowo.Kisah Wesanggeni ini tampil melalui permainan kolaborasi wayang kulit dan wayang golek yang didalangi Ki Sambowo dan Ki Apep. Pergelaran wayang kolaborasi ini digelar Sabtu (12/9/2015) pukul 21.00. "Sebenarnya kalau disebut kolaborasi agak berat ya, lebih cocok disebut dialog antara wayang Jawa dan wayang Sunda," kata Ki Sambowo.Tahun 2015 ini menjadi kali kelima FWI diadakan di Taman Fatahillah, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Total Indonesia bersama PEPADI, Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia, dan Museum Seni.