Ilmuwan Berhasil Mengungkap Teknik Penggalian Liang oleh Gurita Pasir

By , Senin, 21 September 2015 | 19:00 WIB

Gurita pasir selatan (Octopus kaurna) merupakan arsitek yang terampil. Ia dapat membangun rumah berlapis lendir lengkap dengan cerobong asap, 20 cm dibawah dasar laut untuk tempatnya berbaring sepanjang hari. Ia hanya muncul dari liang bawah tanah saat malam hari untuk merayap di dasar laut dan menangkap krustasea kecil.

Teknik penggalian liang yang unik itu akhirnya terungkap!

Gurita lain, termasuk Octopus berrima, mengubur diri mereka sendiri dibawah lapisan sedimen tipis dengan gerakan lengan menyapu untuk menggali ke dalamnya. Karena mereka tetap memerlukan akses langsung ke air untuk bernafas, mereka tetap berada dekat dengan permukaan sedimen dengan corong mereka yang mencuat.

Gurita pasir memiliki teknik berbeda, ia secara aktif menggali lebih dalam ke dalam pasir yang lembut dan membangun liang bawah tanah. “Gurita ini merupakan cephalopoda yang dikenal dapat menggali,” kata Jasper Montana dari Universitas Melbourne.

Montana dan timnya pertama kali menyaksikan gurita yang menggali liang pada tahun 2008 saat mereka menyelam pada malam hari di Teluk Port Philip, arah selatan Melbourne, Australia. Mereka menyorotkan cahaya ke gurita. Hewan itu terkejut, kemudian menyebarkan lengannya dan berulangkali menyemprotkan semburan air bertenaga tinggi ke sedimen menggunakan corongnya. Hal ini menyebabkan pasir terjebak dalam air sementara.

“Sedimen menjadi becek seperti pasir hisap,” kata Montana. Gurita pasir melingkarkan lengannya ke dalam pasir dengan tetap menyemprotkan air, dan akhirnya menyelam ke dalam sedimen. Pasir cair memungkinkan untuk mengurangi kerukan sehingga membuat hewan menggali liang lebih cepat, dengan energi yang minim.

Tim tersebut kemudian mengumpulkan beberapa spesimen dari alam dan menempatkan lima dari mereka ke dalam akuarium yang didesain untuk menampilkan apa yang terjadi saat gurita berada di bawah tanah.

Mereka menemukan bahwa hewan tersebut menggunakan lengan-lengan dan mantelnya untuk mendorong pasir serta membentuk liang. Mereka juga menggunakan dua lengannya untuk membentuk cerobong agar corongnya dapat menyembul ke permukaan sehingga mereka bisa bernafas.

“Liang itu mirip sebuah kantung, dimana gurita duduk di dalamnya,” kata Montana.

Tim memprediksi bahwa mungkin gurita berkembang dengan meningkatkan kemampuan membangun liang untuk menghindari predator. Tidak seperti kebanyakan spesies gurita lain, gurita pasir tak memiliki keterampilan kamuflase.