Alian Butterfly Park: Mengamati Metamorfosis Kupu-Kupu Secara Langsung

By , Kamis, 24 September 2015 | 14:00 WIB

Baru saja diresmikan pada bulan Juli 2015, Alian Butterfly Park (ABP) telah berhasil menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Kebumen. Taman seluas 900 meter persegi ini dulunya menjadi saksi sejarah persinggahan Belanda, tetapi setelah dikonstruksi kini menjadi saksi dari lahirnya 18 jenis kupu-kupu yang berhasil keluar dari kepompongnya. “Baru 18 jenis, sedangkan di Kebumen terdapat 138 jenis kupu-kupu,” ujar Bambang Gunawan, pencetus dari berdirinya Alian Butterfly Park.

Di dalam habitat buatan ini, pengunjung bisa melakukan pengamatan secara langsung bagaimana kupu-kupu melakukan metamorfosis. Seperti yang biasa disenandungkan oleh anak-anak, serangga bersayap sisik ini memiliki tahap regenerasi yang cukup panjang. Di mulai dari kupu-kupu yang membuahkan telur, menetas menjadi ulat, berubah menjadi kepompong, lalu lahirlah kupu-kupu muda.

Bertelur

Kupu-kupu Gajah merupakan salah satu jenis yang dinyatakan hampir punah di Kebumen. Setelah dilaksanakan penangkaran secara intensif, kini populasinya mulai pulih. (Sekar Rarasati)

Kupu-kupu jantan dan betina bisa menghabiskan waktu belasan menit untuk membuat sang betina dapat bertelur. Setelah melewati masa penetrasi, sang betina dapat menelurkan beberapa telur sekaligus. Seperti yang dilakukan oleh kupu-kupu Gajah berikut ini. Bambang menjelaskan bahwa kupu-kupu jenis Gajah ini dulunya hampir punah, tetapi setelah dilakukan penangkaran secara intensif kini populasinya meningkat hampir 100%. Beberapa peraturan pun dibuat supaya kupu-kupu dapat bertelur dengan sempurna. Para pengunjung dilarang keras untuk menyentuh ataupun mengejar kupu-kupu. Karena selain faktor cuaca yang tidak stabil, keributan dan sentuhan dapat menimbulkan stres yang berujung pada gagalnya metamorfosis.

Menjadi Ulat

Selama tiga sampai lima hari, ulat-ulat akan menetas dan mulai merayap untuk memakan dedauan di sekitarnya. (Sekar Rarasati)

Di sebrang taman ini terdapat penangkaran kupu-kupu seluas 30.000 meter persegi. Di tempat ini Pak Wahyu, salah satu peneliti di ABP akan menunjukkan telur-telur yang sudah berlubang oleh ulat-ulat yang berhasil menetas dan mulai merayap untuk memakan kulit luar telur serta dedaunan yang berada di sekitarnya.

Larva dari Trodeis Helena sebelum menjadi kupu-kupu cantik dengan corak warna hitam dan kuning. (Sekar Rarasati)

Ulat atau larva tersebut akan tumbuh dan berganti kulit setidaknya enam kali. Di antaranya ada yang berubah menjadi sedikit berambut, berduri, dan tuberkel atau memilikifilamen. Ketika mereka mencapai pertumbuhan maksimal, maka larva akan berhenti makan dan menempel pada ranting atau daun yang nyaman untuk berubah menjadi kepompong.

!break!

Kepompong / Pupa

Kepompong ini sengaja dipindahkan dari penangkaran ke ruang khusus di Alian Butterfly Park. Kupu-kupu yang melewati masa metamorfosis dengan sempurna maka akan menhabiskan sisa hidupnya di dalam taman ini. (Sekar Rarasati)

Membutuhkan waktu selama 7 sampai 20 hari untuk membentuk kupu-kupu dalam pupa. Setiap pupa sedikit keras dan permukaannya lembut, warnanya berkamuflase dengan kondisi sekitar. Di taman ini kepompong dipindahkan pada sebuah ruang khusus untuk diamati perkembangannya.