Kabut Asap Dekati Level Beracun, Sekolah di Singapura Diliburkan

By , Sabtu, 26 September 2015 | 17:00 WIB

 Krisis kabut asap yang menyelimuti Singapura mencapai kondisi terburuk Kamis malam ini (24/9/2015). Berdasarkan data dari National Environment Agency (NEA), standar indeks polutan (PSI) pada menembus angka di atas 200. Padahal kategori udara sehat yang bisa dihirup manusia hanya boleh memiliki PSI maksimal 100.

Sampai pukul 10 malam ini waktu setempat, angka PSI berada di rentang 223-275, mendekati angka 300 yang dikategorikan sebagai udara yang sangat beracun untuk dihirup. Angka ini adalah yang tertinggi sejak negeri Merlion diselimuti kabut asap dalam sebulan terakhir.

Pemerintah Singapura memutuskan untuk meliburkan sekolah dasar dan menengah pertama di seluruh Singapura besok Jumat di tengah kekhawatiran angka PSI akan menyentuh level 300. Dua Ujian nasional untuk bidang musik yang dijadwalkan besok diputuskan untuk ditunda sementara waktu.

Sementara itu, sekolah menengah atas, politeknik, dan universitas tetap akan beroperasi seperti biasa.

NEA memperkirakan, kondisi kualitas udara yang sudah sangat berbahaya itu akan berlanjut selama beberapa waktu ke depan karena terkait dengan arah tiupan angin. Perkantoran juga akan tetap dibuka tutur Menteri Tenaga Kerja Lim Swee Say.

"Namun perusahaan harus mempertimbangkan dengan seksama potensi negatif untuk kesehatan yang timbul akibat asap terutama untuk pekerja di lapangan" kata Menteri Lim.

Pemerintah negeri jiran juga mengumumkan akan membagi-bagikan masker gratis kepada warga negeri jiran di 108 Community Centre yang tersebar di seluruh negeri. Sejumlah jasa pengantaran makanan cepat saji seperti McDonald's, KFC dan Pizza Hut memutuskan untuk menghentikan sementara waktu jasa pengirimannya untuk menjaga keselamatan para pengendara motor yang mengantarkan makanan.

Otoritas Transportasi Darat (LTA) juga menyatakan operasi kereta cepat MRT dan bus akan berjalan lebih lambat jika keadaan kabut semakin buruk dan jarak padang mulai terganggu

Berdasarkan pantauan kontributor Kompas.com di Singapura, Ericssen, kondisi udara Singapura sepanjang hari sangat buruk di mana kabut asap membuat bangunan tinggi di Singapura seperti rumah susun hampir tidak terlihat. Bau asap yang sangat kuat tercium hingga menusuk hidung.

Kondisi jalanan dan lalu lintas sendiri lenggang karena hari ini adalah hari libur Hari Raya Haji. Namun jumlah warga yang menggunakan masker khususnya masker N95 meningkat tajam dibandingkan hari-hari sebelumnya.