Memburu Energi Terbarukan di Buru Baru Festival

By , Jumat, 9 Oktober 2015 | 10:30 WIB

Beberapa papan disandarkan di pohon-pohon yang berjajar di salah satu sudut pantai. Di setiap papan terdapat lubang, dimana masing-masing lubang membentuk sebuah huruf. Jika digabungkan, papan-papan berhuruf itu membentuk sebuah frasa, "ACTIONS FOR CLIMATE". Jika anda sedang di pantai dan melihat frasa ini, berarti anda berada di tempat dan waktu yang sama dengan saya.

Hari Sabtu, 26 September 2015, ratusan orang, rata-rata usia muda, berkumpul di salah satu sudut pantai Baru, sebuah pantai yang terletak di Ngentak, Srandakan, Bantul, Yogyakarta.

Tak jauh dari papan "ACTIONS FOR CLIMATE", berjejer empat buah meja yang berhias tulisan "BURU BARU". Sebelum meletakkan bawaannya, pengunjung-sebagian besar membawa ransel dan tenda, melakukan registrasi di meja-meja tersebut. Bersamaan dengan diberikannya kaos dan tote bag, secara tidak langsung pengunjung mendapat sebutan lain, peserta Festival Buru Baru.

Ya, selama dua hari, 26-27 September 2015, Greenpeace Indonesia menyelenggarakan Buru Baru, sebuah festival yang memadukan pameran, workshop dan pentas seni. Lebih lanjut, kegiatan ini merupakan kampanye mendukung penggunaan energi terbarukan.

Mengapa Buru Baru? “Karena kita ingin penggunaan energi fosil buru-buru diganti ke energi terbarukan,” ujar Rahma Shofiana, Media Officer Greenpeace Indonesia. “Kemudian ‘baru’, karena penyelenggaraannya di pantai Baru.”

Seperti diketahui, pantai Baru adalah model percontohan sistem inovasi daerah berupa Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH), gabungan dari tenaga angin dan surya. Saat ini, PLTH pantai Baru dapat mengaliri listrik ke kurang lebih 50 warung kuliner di pantai ini.

Selain pemilihan lokasi yang menggunakan energi terbarukan, acara ini juga memiliki beberapa agenda workshop ramah lingkungan, di antaranya adalah workshop batik alam dan workshop powerbank solar panel.

Suasana workshop powerbank solar panel dan beberapa instalasi solar panel dalam acara Festival Buru Baru. (26/9). (Ilham Bagus Prastiko)

Pada malam harinya, peserta festival disuguhkan penampilan musik dari Gangstarasta, Melanie Subono, Merah Bercerita dan banyak lagi. Panggung musik didirikan berlatar belakang puluhan kincir angin, yang kita tahu, merupakan bagian dari PLTH pantai Baru.