Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei, melalui Twitter, meminta pemerintah Saudi untuk "menerima tanggung jawab berat atas insiden pahit ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan berdasarkan keadilan." Dia juga berulang kali menggunakan tagar "Kegagalan Administrasi" untuk mengkritik Saudi.
Tagar lain yang berarti "Ketidakmampuan Keluarga Saudi" juga disuarakan oleh pengguna media sosial propemerintah, banyak dari mereka menilai tragedi itu dipicu oleh penutupan satu akses jalan. Namun, penggunaan Twitter secara resmi dilarang di Iran, dan tagar ini digunakan kurang dari 100 kali. Secara umum, reaksi Iran di media sosial tidak bergaung jika dibandingkan dengan negara lain.Nigeria
Pernyataan Pangeran Saudi Khaled al-Faisal yang menyalahkan "sejumlah jemaah asal Afrika" atas tragedi tersebut memicu kemarahan di Nigeria.
Seorang pengguna, @kay_sesen, mengatakan "anti kulit hitam, anti orang miskin, xenophobia, respons yang sangat tidak bisa diterima, tetapi sangat bisa diprediksi keluar dari Kerajaan Saudi."
"Oh Afrika, resmi menjadi kambing hitam dunia," kicau @SekorG. "Nyaman bagi semua orang untuk menyalahkan masalah dunia pada kami."
Pakistan
Beberapa tagar terkait tragedi Mina menjadi pembicaraan di Pakistan, di mana sebagian besar pengguna juga mengecam pemerintah Saudi. Sebagian lainnya tidak setuju dan menganggap tragedi itu terjadi karena "terlalu penuh" dan "kesalahan manusia".
"Kalau saja monarki peduli dengan orang biasa," komentar Raza Rumi @Razarumi. Sementara pengguna lain, Muhammad Anjum Kiani mengatakan: "Kalau bukan untuk respons cepat dari otoritas KSA [Kerajaan Arab Saudi] korban tewas dari tragedi Mina bisa mencapai ribuan."
Indonesia
Di Indonesia, kebanyakan pengguna media sosial menyampaikan duka mendalam kepada para korban dan kerabat yang ditinggalkan. Hanya sedikit yang mengkritik otoritas Saudi.
Tagar #TragediMina dipakai lebih dari 1,6 juta kali di Twitter. Hingga kini, jumlah korban asal Indonesia dilaporkan terus bertambah menjadi 41 orang, sementara jumlah jamaah yang belum kembali ke pemondokan berkurang menjadi 82 orang.
Presiden Joko Widodo dalam akun Twitter mengatakan "harus ada perbaikan pengelolaan haji supaya peristiwa ini tidak terulang lagi."