Ahli paleontologi, Prof Kenshu Shimada dari DePaul University dan rekan-rekannya menemukan genus baru dari hiu pemakan plankton (planktivorous) yang telah punah.
Garis keturunan baru bernama Pseudomegachasma tersebut diwakili oleh dua spesies yang telah punah: Pseudomegachasma casei (sebelumnya dikenal dengan Eorhincodon casei) dan Pseudomegachasma comanchesis (sebelumnya dikenal sebagai Megachasma comanchesis).
Hiu-hiu ini berukuran panjang 5-6 meter dan memiliki gigi kecil yang sangat mirip dengan hiu bermulut besar atau hiu megamouth modern (Megachasma pelagios).
“Pseudomegachasma berarti ‘hiu megamouth palsu’ karena giginya identik dengan hiu megamouth modern pemakan plankton,” ujar Prof Shimada.
“E. casei dan M. comanchesis merupakan dua taksa kapur yang awalnya diduga sebagai hiu planktivorous elasmobranchs, akan tetapi jenis spesimen dari dua taksa tersebut kemudian ditafsirkan ulang untuk mewakili dari famili Odontaspididae, yakni Johnlongia,” tutur Prof Shimida.
Ilmuwan mendeskripsikan ulang jenis material dari E. casei dan M. comanchesis dan mendeskripsikan spesimen tambahan spesies dari akhir dunia kapur lainnya.
Spesimen ini menunjukkan bahwa taksa kedua fosil merupakan spesies yang valid, dan mereka memerlukan adanya genus baru hiu planktivorous, yakni Pseudomegachasma.
Ilmuwan menambahkan, “Genus baru ini merupakan saudara dari Johnlongia dan bersama-sama mendirikan subfamily baru, bernama Johnlonginae, dan ditempatkan dalam famili Odontaspididae.
Hiu Pseudomegachasma hidup di lautan hangat selama masa dinosaurus, sekitar 100 juta tahun lalu.
“Pseudomegachasma dapat mewakili hiu pemakan plankton tertua dalam catatan fosil,” tambah Prof Shimida.
Hiu ini dapat berevolusi secara independen dari dari empat garis keturunan dari ikan cartilaginous pemakan plankton: hiu megamouth, hiu penjemur, hiu paus dan pari manta.