Inilah NGC 1313 X-1, Lubang Hitam dengan Massa Menengah

By , Senin, 5 Oktober 2015 | 16:00 WIB

Tim astronom telah menemukan bukti dari lubang hitam bermassa menengah di galaksi spiral NGC 1313 (juga dikenal sebagai Galaksi Topsy Turvy).

Para astronom mengetahui bahwa lubang hitam kecil—lubang hitam dengan kisaran massa 10-100 kali dari massa matahari—merupakan sisa-sisa bintang yang mati. Sedangkan lubang hitam supermasif, yang berukuran lebih dari 1.000.000 kali massa matahari pada umumnya menghuni pusat galaksi.

Akan tetapi, di alam semesta ini banyak tersebar tipe lubang hitam yang lebih misterius: lubang hitam massa menengah. Berkisar antara 100 hingga 10.000 massa matahari, lubang hitam ini sangat sulit diukur karena keberadaannya terkadang masih diperdebatkan.

Calon lubang hitam baru, NGC 1313 X-1, termasuk dalam jenis langka ini dan memiliki perkiraan massa 5.000 kali massa matahari.

NGC 1313 X-1 terletak di NGC 1313, sebuah galaksi spiral yang letaknya sejauh 13,5 juta tahun cahaya ke arah konstelasi Retikulum.

Lubang hitam tersebut juga diklasifikasikan sebagai Ultraluminous X-ray Source (ULX), dan merupakan salah satu sumber X-ray paling terang terdekat di jagat raya.

Sulit untuk menjelaskan mengapa ULXs begitu cerah. Beberapa ilmuwan menduga bahwa mereka adalah lubang hitam massa menengah aktif yang memproduksi sejumlah gaya gesek yang sangat kuat dan radiasi X-ray.

Dr Dheeraj Pasham dan co-penulis mengidentifikasi dua flare yang berulang pada lubang hitam tersebut, masing-masing berkedip pada frekuensi stabil yang tidak biasa.

Satu melintas sekitar 27,6 kali per menit dan yang lain sekitar 17,4 kali per menit. Membandingnkan dua angka  ini menghasilkan rasio 3:2 yang nyaris sempurna.

Tim juga menemukan rasio semacam itu pada M82 X-1, lubang hitam yang diidentifikasi pada Agustus 2014.Namuan frekuensi berkedip secara keseluruhan jauh lebih tinggi dibanding M82 X-1.

Rasio 3: 2 dapat memberikan ukuran yang akurat dari massa lubang hitam. Lubang hitam yang lebih kecil akan berkedip pada frekuensi yang lebih tinggi, sementara lubang hitam yang lebih besar akan berkedip lebih sering.

Tim berharap bahwa dengan mengidentifikasi ULXs yang menunjukkan kunci 3: 2 rasio, akan menghasilkan banyak kandidat lubang hitam massa menengah yang lebih banyak ke depanya.