Beberapa waktu lalu, nama Cecil terkenal hingga ke luar dunia. Ia tewas akibat perburuan liar yang melibatkan seorang dokter gigi asal Amerika, Walter James Palmer.
Cecil adalah seekor singa tua berumur 13 tahun yang tinggal di Hwange National Park, Zimbabwe. Cecil ditemukan mati dengan keadaan mengenaskan: kepalanya terpenggal dan tubuhnya dikuliti. Sebelum ditemukan seperti itu, sebelumnya Cecil diketahui tertembak anak panah yang menancap di tubuhnya selama 40 jam.
(Baca: Mengenal Cecil Lebih Jauh )
Setelah dilakukan penyelidikan, pembunuh Cecil diketahui adalah seorang dokter gigi asal Amerika bernama Walter James Palmer. Menurut Zimbabwe Conservation Task Force (ZCTF), pemburuan yang dilakukan olehnya merupakan perburuan ilegal yang tak mendapat izin dari pemerintah.
Walter Palmer mengaku membunuh singa bernama Cecil pada bulan Juli tetapi selalu menyangkal telah melakukan pelanggaran hukum. Kasus ini memicu kemarahan dunia karena Walter Palmer tidak akan diproses secara hukum karena dipandang telah memenuhi peraturan hukum berburu.
(Baca: Kisah Cecil dan Perburuan Ilegal)
Menteri Lingkungan Zimbabwe, Oppah Muchinguri, mengatakan bahwa Palmer tidak bisa diadili karena semua dokumennya memenuhi syarat. Sebelumnya, Muchinguri mendesak agar Palmer diekstradisi untuk diadili. Tapi ternyata Palmer dianggap tidak melanggar hukum ketika membunuh singa dengan menggunakan busur dan panah.
"Kami menghubungi polisi dan kemudian Jaksa Umum, ternyata (Walter) Palmer datang ke Zimbabwe karena semua dokumennya lengkap," kata Muchinguru.
Sementara itu, pengadilan terhadap pemandu Palmer yang berwarganegara Zimbabwe, Theo Bronkhurst, dijadwalkan akan dilanjutkan pada hari Kamis (15/10).
Kasus Cecil telah membuka perdebatan mengenai legal thropy hunting yang bisa dilakukan di sejumlah negara Afrika seperti Zimbabwe dan Afrika Selatan, namun dilarang di beberapa negara lainnya seperti Botswana dan Zambia.
Sebagai respon atas tragedi kematian Cecil, para konservasionis telah meminta lembaga Uni Eropa untuk melarang impor produksi singa dari Zimbabwe. Tak hanya itu, perusahaan penerbangan Emirates Airline juga melarang adanya pengangkutan hasil perburuan menggunakan maskapainya.