Hampir 30 Persen Spesies Kaktus Berada di Ambang Kepunahan

By , Minggu, 18 Oktober 2015 | 18:30 WIB

Kaktus merupakan anggota dari keluarga  Cactaceae. Mereka menjadi komponen kunci dari ekosistem kering dan sangat penting untuk kelangsungan hidup banyak spesies hewan. Namun saat ini, hampir 30 persen dari 1.478 spesies kaktus yang diketahui berada di ambang kepunahan.

Mereka menyediakan sumber makanan dan air bagi banyak spesies termasuk rusa, tikus kayu, kelinci, anjing hutan, kalkun, burung puyuh, kadal dan kura-kura. Semua hewan tersebut membantu penyebaran biji kaktus sebagai imbalannya. Bunga kaktus memberikan nektar untuk Kolibri dan kelelawar, serta lebah, ngengat dan serangga lainnya, sementara hewan-hewan tersebut membantu menyerbuki tanaman.

Baca juga: Di Meksiko, Kaktus Jadi Bahan Makanan Penting

Menurut laporan terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Plants,  aktivitas manusia kian meningkatkan tekanan terhadap kaktus. Lebih dari 50 persen dari semua spesies kaktus digunakan oleh manusia.

Perdagangan ilegal dari tanaman hidup dan bijinya untuk industri hortikultura dan  koleksi pribadi, serta panen yang tidak berkelanjutan merupakan ancaman utama bagi kaktus.

Kolektor dari Eropa dan Asia menjadi kontributor terbesar dalam perdagangan kaktus ilegal. Spesimen yang diambil dari alam liar secara khusus dicari karena kelangkaan mereka.!break!

 “Skala perdagangan satwa liar, termasuk perdagangan tumbuhan jauh lebih besar daripada yang diduga sebelumnya," kata Inger Andersen , Direktur Jenderal IUCN.

"Kami harus segera meningkatkan upaya internasional untuk mengatasi perdagangan satwa liar ilegal dan memperkuat pelaksanaan Convention on International Trade in Endangered Species  (CITES), jika kita ingin mencegah penurunan lebih lanjut dari spesies ini." 

Dr Gaston dan rekan-rekannya mengumpulkan data untuk masing-masing dari 1.478 spesies kaktus berupa data distribusi mereka, tren populasi, preferensi habitat dan ekologi, tindakan konservasi, penggunaan dan perdagangan.

"Informasi ini dievaluasi pada serangkaian sembilan lokakarya para ahli, dan kemudian digunakan oleh peserta untuk mengevaluasi risiko kepunahan setiap spesies menggunakan Daftar Merah Kategori dan Kriteria milik IUCN," ujar Gaston.

Baca juga: Kaktus Sebagai Sumber Bioenergi Terbarukan

 "Studi ini menyoroti kebutuhan manajemen yang lebih baik dan lebih berkelanjutan terhadap populasi kaktus," kata penulis utama studi, Dr Barbara Goettsch.

Dengan pertumbuhan populasi manusia saat ini, tanaman ini dikhawatirkan tidak akan dapat bertahan dari tingginya tingkat pengumpulan yang dilakukan manusia dan hilangnya habitat.