Sebuah negara kepulauan yang terletak di barat Samudra Pasifik ini di mata dunia dikenal sebagai pelopor konservasi laut. Palau merupakan surga dari 1,300 spesies ikan dan 700 spesies terumbu karang. Komitmen negara ini dalam menjaga keberlangsungan hidup bumi ditunjukkan melalui beberapa peraturan ketat yang dilaksanakan sejak 1978.
Kamis lalu (23/10) Presiden Palau, Tommy Remengesau Jr. menyatakan bahwa 80% kawasan teritorial perairan Palau yang mencapai 193,000 km akan dijadikan kawasan anti segala aktivitas pemancingan. Kebijakan ini akan menjadi salah satu dari lima area lindung kelautan terbesar di dunia.
Elliott Norse, peneliti dari Marine Conservation Institute menyatakan bahwa bila program ini menuntut komitmen tinggi untuk dapat melihat hasilnya yang dapat kita saksikan pada 2030 mendatang. Palau dapat menyelamatkan ragam jenis flora, fauna, hingga bakteri dan virus yang menghuni negara kepulauan mini tersebut.
Pada Juni lalu, Palau telah meledakkan empat kapal dari Vietnam yang tertangkap melakukan ilegal fishing dengan mengeruk 17,000 pound yang di dalamnya terdapat ragam jenis satwa yang dilindungi. Remengsau menambahkan bahwa Palau tidak dapat melindungi dirinya sendiri. Meskipun telah memberikan 80% area maritimnya sebagai kawasan konservasi, republik mini ini hanya 1,9% dari total seluruh laut di dunia.
Dedikasi Palau kepada dunia sebagai negara maritim paling terkonservasi ini berhasil menyihir perhatian para wisatawan. Salah satunya menyihir para diver yang selalu haus akan kecantikan dasar laut. Berbagi batas wilayah kelautan dengan Indonesia, Filipina, dan Federasi Mikronesia membuat Palau menjadi surga bagi ragam jenis hiu. Tak heran The World’s First Shark Sanctuary ini selalu menjadi destinasi impian para diver. Setiap tahunnya lebih dari 40,000 wisatawan mengunjungi Palau untuk sekadar menyapa para hiu dan kehidupan di bawah lautnya.