Cegah Migran, Negara-Negara Balkan Ancam Tutup Perbatasan

By , Selasa, 27 Oktober 2015 | 19:00 WIB

Negara-negara Balkan yang berada di garis depan dalam krisis migran mengatakan akan menutup perbatasan untuk mencegah wilayahnya dijadikan zona penyangga bagi pendatang baru.

Bulgaria, Rumania dan Serbia akan bertindak serupa untuk menutup pintu perbatasan mereka. Ancaman itu disampaikan menjelang pembicaraan antara negara-negara Balkan dan anggota Uni Eropa di Brussels.

Presiden Slovenia mengatakan negaranya akan "bertindak sendiri sebelum terlambat" jika tidak ada kesepakatan untuk penyelesaian masalah migran.

Perdana Menteri Miro Cerar sebelumnya telah menolak aturan untuk membangun sebuah pagar di sepanjang perbatasan dengan Kroasia.

Organisasi Internasional untuk Migrasi IOM mengatakan lebih dari 9.000 migran tiba di Yunani setiap hari pada pekan lalu - yang merupakan jumlah terbesar pada tahun ini.

Sebagian pendatang -termasuk pengungsi dari wilayah konflik di Suriah, Irak dan Afghanistan- bertujuan ke Jerman untuk mencari suaka.

Jerman mengatakan diperkirakan akan menerima sekitar 800.000 pencari suaka pada tahun ini. Para pendatang ini menuju Jerman melalui rute utara melewati negara-negara di wilayah selatan dan timur Eropa, di mana banyak negara mengatakan kekurangan sumber daya untuk menjaga para pendatang ini.

Kepadatan jumlah migran juga semakin parah dengan kebijakan Hungaria untuk menutup perbatasan negara itu dengan Serbia dan Kroasia, yang memaksa para migran untuk mencari rute alternatif.

Slovenia menyebutkan ada 58.000 pendatang pada Sabtu (24/10) dan banyak di antara mereka dalam kondisi tubuh basah dan kedinginan.

Sementara Jerman tidak menunjukkan indikasi untuk menolak lebih banyak migran, Sabtu (24/10) lalu, presiden Bulgaria mengatakan negaranya, Rumania dan Serbia akan merespon dengan cepat jika Jerman menolak pendatang.

"Kami bersiap, jika Jerman dan Austria menutup perbatasan mereka, kami tidak akan mengijinkan negara kami menjadi zona penyangga," kata Presiden Boiko Borisov."Kami siap untuk menutup perbatasan."

Presiden Slovenia Borut Pahor juga menyampaikan pendapat serupa.

Para pemimpin negara yang terkena dampak gelombang pendatang ini akan menghadiri pertemuan darurat di Brussels.

(Sumber : BBC Indonesia)