Pendaki Manula Pun Berhasil Menjajakkan Kaki di Puncak Cartensz

By , Kamis, 29 Oktober 2015 | 20:00 WIB

Bagi masyarakat Indonesia tentu sudah tahu bahwa Cartensz Pyramid yang terdapat di Provinsi Papua merupakan gunung tertinggi di Indonesia. Ketinggiannya yang mencapai 4.884 mdpl dan pendakian yang terjal rasanya sangat sulit ditakhlukkan. Tidak semua orang dapat sanggup menjajakkan kakinya di puncak Cartensz.

Juni lalu, kelompok pendaki yang berusia di atas 50 tahun berhasil menjajakkan kaki di puncak Cartensz Pyramid. Kelompok itu bernama Fit@Fifty. Sekumpulan orang yang sangat peduli dengan alam, dan aktif melakukan pendakian sejak dibangku kuliah sampai saat ini.

Sabtu (24/10) lalu, Fit@Fifty mengadakan nonton bareng video perjalanan pendakian ke Annapurna dan Cartensz Pyramid di Sekretarian Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Mulai dari pendaki angkatan pertama hingga angkatan terakhir ikut hadir dalam acara nonton bareng tersebut.

Bagi para pendaki senior atau yang tergabung dalam kelompok Fit@Fifty menjadi kebanggan tersendiri dapat mencapai puncak Cartensz Pyramid. Mengingat usia yang tak lagi muda dan fisik yang tak lagi sekuat saat masih kuliah.

Sebanyak 14 orang pendaki melakukan pendakian ke Cartens Pyramid. Tim gabungan pendaki itu merupakan senior alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) dan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) itu membawa serta Fandhi Ahmad, salah satu wakil Indonesia di 'Ultra Trail du Mount Blanc', kejuaraan ultra trail paling bergengsi di dunia.

"Bisa mencapai puncak Cartensz rasanya beda aja. Ini juga gunung yang memiliki ketinggian 4.000 pertama yang saya daki"

Tim tersebut terbagi menjadi menjadi dua kelompok yaitu tim Bravo dan tim Zulu. Pembagian tim guna mempermudah dan mempercepat pendakian dan masing-masing terbagi menjadi 7 orang per tim. Tim Bravo yang dipimpin Fandi Ahmad atau yang biasa disapa Agi bersama Tubagus Ryan, Adiseno, Ade Rahmat, Rahardjo Unggul, dan Kuswanto Rahayu. Sedangkan tim Zulu terdiri dari leader Ridwan Hakim, Agung Sutiastoro, Firman Arif, Nizar Suhendra, Radjani Panjaitan, Manogari Siahaan, serta Ari Nugroho.

Saat itu tim Bravo melakukan mendakian Sabtu (6/6) pukul 10 pagi dan berhasil mencapai puncak. Tak mau ketinggalan, tim Zulu menyusul keesokan hari Minggu (7/6) dan juga berhasil mencapai puncak.

Puas berfoto-foto dan merasakan kenikmatan menapakkan kaki di puncak Cartensz, tim Bravo kembali turun dengan tepat waktu yang telah direncanakan. Namun, berbeda dengan tim Zulu yang kembali bermalam di Teras Besar kerena turun terlalu sore dan mengharuskannya bermalam. “Saat itu saya di tim Zulu dan memang kami kejar-kejaran dengan waktu karena kami naik terlalu siang dan turun terlalu sore. Sehingga kami harus menginap semalam di Teras Besar,” ujar Firman Arif yang kini menjabat sebagai Ketua Mapala UI.!break!

Ade Rahmat menuturkan pendakian yang paling sulit adalah Cartensz Pyramid karena menggunakan technical sangat sulit, dan pendaki dituntut melakukan tyrolean traverse menyeberang menggantung pada seutas tali. “Yang menjadi hambatan kami adalah fisik karena kami sudah tak lagi muda dan pendakian Cartensz sangatlah sulit,” ungkap Ade.

Tak hanya Ade Rahmat, Ketua Mapala UI  yang juga ikut serta melakukan pendakian pertamanya di Cartensz Pyramid. Juga merasa pendakian ke Cartensz sangatlah sulit dengan menggunakan teknik ascending. “Bisa mencapai puncak Cartensz rasanya beda aja. Ini juga gunung yang memiliki ketinggian 4.000 pertama yang saya daki. Bahkan nafas sudah ngos-ngosn karena terlalu capek,” ujar Firman, pria dengan rambut sebahu.

Selain itu, Ari nugroho tak henti-hentinya mengucap syukur dapat mencapai puncak Cartensz bersama teman-teman Fit@Fifty pada Juni lalu. “Semuanya campur aduk, bersyukur, bahagia, lega pokok menjadi satu saat tiba di puncak Cartensz,” ujar Ari dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Firman menjelaskan bahwa, para pendaki manula tersebut benar-benar mempersiapkan segalanya. Dari melakukan pelatihan mendaki gunung dengan menggunakan teknik ascending, perlengkapan perjalanan, dan keseriusan dalam hal dokumentasi. “Perencanaan mereka sangatlah matang dan serius, mulai dari kepentingan pendakian sampai dokumentasi bahkan mereka membawa kamera masing-masing,” tutup Firman.

Bagi Fit@Fifty pendakian ke Cartensz merupakan pencapaian luar biasa sekaligus kebanggan dan semakin memacu adrenalin juga gairah untuk terus mendaki gunung-gunung tertinggi. Bahkan Fit@Fifty berencana akan melakukan pendakian puncak Elbrus di Rusia.