Sedikit <i>Junk Food</i> pun Memicu Penyakit Metabolik

By , Rabu, 11 November 2015 | 15:00 WIB

Sebuah laporan baru muncul pada November 2015 dimuat dalam The FASEB Journal. Laporan tersebut menunjukkan bahwa bagi sebagian orang, terlalu lama berada di meja makan atau menikmati  snack time sudah cukup memicu tanda-tanda penyakit metabolik.

Secara khusus, bagi beberapa orang walau hanya satu makanan yang berkalori tinggi sudah cukup membuat orang-orang dengan penyakit metabolik memburuk, sementara di lain hal, waktu yang relatif singkat untuk makan berlebihan memicu gejala awal penyakit metabolik. Informasi ini bisa berguna untuk penyedia layanan kesehatan, ahli gizi, dan lain-lain yang dalam memberi saran pencegahan penyakit dan kebiasaan makan.

"Dampak dari diet memang kecil, tetapi mungkin memiliki konsekuensi yang besar dalam jangka panjang," kata Suzan Wopereis, Phd., Seorang peneliti yang terlibat dalam pekerjaan dari TNO, Mikrobiologi dan Sistem Biologi Group di Zeist, Belanda.

"Pendekatan baru kami memungkinkan deteksi kecil tapi dengan dampak yang relevan, sehingga memberikan kontribusi penting bagi yang beralih dari perawatan penyakit untuk kesehatan. Hal ini bertujuan untuk pencegahan kesehatan dan penyakit optimal seumur hidup."

Untuk membuat penemuan ini, Wopereis dan koleganya menggunakan dua kelompok relawan laki-laki. Kelompok pertama terdiri dari 10 sukarelawan pria yang sehat. Sedangkan kelompok kedua terdiri dari sembilan relawan dengan sindrom metabolik dan yang memiliki kombinasi dari dua atau lebih faktor risiko untuk penyakit jantung, seperti tingginya tingkat kolesterol, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, lemak darah tinggi, dan lemak perut. Kedua kelompok telah diambil sampel darahnya, sebelum dan setelah mengkonsumsi milkshake tinggi lemak.

Para peneliti mengukur 61 biomarker dalam sampel darah, seperti kolesterol dan gula darah. Mereka menemukan bahwa proses biokimia berhubungan dengan metabolisme gula, metabolisme lemak dan peradangan yang abnormal pada relawan dengan sindrom metabolik. 10 sukarelawan pria yang sehat juga diberikan makanan ringan diet yang terdiri dari tambahan 1.300 kkal per hari, dalam bentuk permen dan produk gurih seperti permen, kue tar, kacang tanah dan keripik selama empat minggu.

Respon yang sama dihasilkan dari 61 biomarker setelah diadakan serangkaian tes dan evaluasi. Molekul sinyal seperti hormon yang mengatur kontrol gula, metabolisme lemak dan peradangan berubah menyerupai awal efek kesehatan negatif halus sama dengan yang mempengaruhi orang-orang dengan penyakit metabolik.

"Makan junk food adalah salah satu situasi di mana otak kita mengatakan 'ya' dan tubuh kita berkata 'tidak'," kata Gerald Weissmann, MD, pemimpin redaksi The FASEB Journal.

"Sayangnya bagi kita, laporan ini menunjukkan bahwa kita perlu menggunakan otak kita dan mendengarkan tubuh kita. Bahkan salah satu makanan ringan yang tidak sehat memiliki konsekuensi negatif yang jauh melampaui setiap kesenangan itu didapatkan."