Bank Dunia memperingatkan pemanasan global bisa membuat 100 juta lagi orang miskin di seluruh dunia dalam 15 tahun mendatang tanpa upaya lebih besar dalam mengekang emisi karbon.
Dalam laporan yang dirilis Minggu (8/11), Bank Dunia mendesak “pembangunan yang pesat, inklusif dan ramah lingkungan serta pemangkasan emisi” guna melindungi warga paling rentan di dunia.
Laporan berjudul "Shockwaves: Managing the Impacts of Climate Change on Poverty," itu diterbitkan menjelang konferensi perubahan iklim tanggal 30 November di Paris, Perancis.
PBB minggu lalu memperingatkan bahwa janji-janji banyak negara industri untuk memangkas emisi karbon tidak cukup ambisius guna mencegah krisis.
Dunia diharapkan bisa membatasi kenaikan suhu dunia sebesar dua derajat Celsius untuk abad ini. Namun Badan Lingkungan PBB (UNEP) mengatakan level pemangkasan karbon yang dijanjikan banyak negara maju saat ini – jika memang ditepati – hanya akan memenuhi sepertiga dari target jangka panjang yang dibutuhkan hingga tahun 2030.
Laporan Bank Dunia itu menyebutkan perubahan iklim akan terus mendorong migrasi massal oleh warga miskin di daerah yang terkena dampaknya sehingga akan membebani tempat-tempat tujuan mereka.
Kajian itu juga memperingatkan 150 juta lagi warga miskin akan berisiko terjangkit malaria, diare, dan terhambat pertumbuhan fisiknya. Selain itu, kata laporan tersebut, kenaikan suhu bisa memicu kenaikan harga pangan di banyak bagian Afrika hingga 12 persen pada tahun 2030.