Holland Alliance mengadakan South East Asia 2015 sales mission yang bertemakan “Ayo Ke Holland!” di Shangrila Hotel Jakarta. Sales mission ini merupakan rangkaian dari kampanye yang juga diadakan di beberapa negara lainnya seperti Brazil, China dan Malaysia.
Acara ini dihadiri oleh beberapa peserta yang merupakan mitra dari Holland Alliance yaitu NBTC Holland Marketing, Amsterdam Airport Schipol, Amsterdam Marketing, KLM Royal Dutch Airlines dan juga beberapa perwakilan objek wisata yang beroperasi di Belanda dengan target pasar Indonesia, seperti Henri Willig – Zaanse Schans, Royal Delft, Madurodam, serta Zazare Diamonds.
Holland Sales Mission 2015 diadakan dengan tujuan mempertemukan industri pariwisata Belanda kepada para penjual paket pariwisata partai besar dan partai kecil Indonesia. Selain itu juga untuk merangsang perkembangan pariwisata menjadi lebih menarik dan kompetitif sehingga dapat dipasarkan kepada wisatawan potensial di pasar Indonesia. Kegiatan selama pelaksanaan sales mission ini meliputi presentasi destinasi, sales call, table top dan industrial gathering.
“Kami selalu memberikan dukungan kepada seluruh pelaku bisnis pariwisata pada kegiatan ini dan mendorong agar para peserta sales mission untuk mengembangkan pasarnya di Indonesia," ujar Andrew van der Feltz selaku Direktur Pengembangan Bisnis & Operasional dari NBTC Holland Marketing.
“Hal ini sangat penting untuk menjaga hubungan yang baik dengan industri pariwisata di Indonesia dan mendukung penjualan dan promosi pariwisata Belanda,” tambahnya.
Saat ini, Belanda membidik para wisatawan muda professional dengan kelas ekonomi menegah ke atas yang memiliki hobi berpergian baik untuk bisnis maupun liburan. Menurut survey yang dilakukan oleh NBTC Holland Marketing, terdapat penurunan pada jumlah wisatawan yang berpergian dalam bentuk rombongan atau grup. Peningkatan signifikan justru terjadi pada wisatawan perorangan atau individu.
“Saat ini Belanda menargetkan 44.000 wisatawan Indonesia pada 2015. Target ini perlu didukung oleh kegiatan promosi yang berlangsung secara kontinyu, sehingga pangsa pasar tetap terjaga dan sedapat mungkin berkembang untuk mengantisipasi persaingan pemasaran pariwisata dari negara lain,” pungkas Van der Feltz.