Mengenal Ensefalitis, Radang Otak Penyebab Kematian dr Andra

By , Jumat, 13 November 2015 | 17:00 WIB

Dionisius Giri Samudra (24), dokter muda yang sedang bertugas di Kepulauan Aru, Maluku meninggal dunia (Baca: Kisah Tragis di Balik Keindahan Kepulauan Aru) di RSUD Bumi Cendrawasih, Dobo, Kepulauan Aru, pukul 18.18 WIT, Rabu (11/11/2015). Menurut diagnosa, dokter yang akrab disapa Andra itu menderita penyakit ensefalitis, yaitu infeksi otak akibat terkena virus campak. 

Apa sebenarnya penyakit ensefalitis itu?

Ensefalitis adalah peradangan otak. Gejalanya termasuk demam tinggi, sakit kepala, muntah-muntah, dan pada kasus yang parah, kejang-kejang, lumpuh dan koma. Penyakit ini dapat berujung pada kerusakan otak. Anak-anak dan lanjut usia terutama berisiko terkena jenis ensefalitis yang paling parah. Hampir 60 persen kasus yang ditemukan dianggap fatal.

Seringkali radang disebabkan oleh virus, namun ada juga kasus langka yang diakibatkan bakteri. Beberapa jenis virus dapat menimbulkan ensefalitis, termasuk rabies, flu, campak, herpes dan ensefalitis akibat caplak. 

Faktor-faktor yang dapat memicu seseorang terkena ensefalitis diantaranya karena sistem kekebalan tubuh yang buruk, atau karena tinggal di daerah di mana nyamuk mudah berkembang biak.

Radang otak tidak menular, namun virus penyebab radang otak itulah yang bisa menular melalui kutu dan  nyamuk. 

Penyakit ini sulit dicegah, kecuali sahabat mencegah penyakit yang  bisa menimbulkan ensefalitis. Salah satu pencegahannya adalah dengan imunisasi. Selain itu kita juga harus selalu menjaga kebersihan, tidak berbagi pakai barang-barang pribadi, mengurangi pertumbuhan nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk atau pakaian tertutup.

Ensefalitis dapat dites dengan berbagai macam cara. Diantaranya dengan tes darah, MRI, Electroencephalogram (EEG) dan Biopsi otak.