Hiu Kehilangan Kemampuan Berburu di Akhir Abad

By , Selasa, 17 November 2015 | 18:00 WIB

Pada akhir abad ini, para ilmuwan memperkirakan ukuran ikan hiu di lautan akan semakin mengecil. Satwa ini juga akan berkurang kepandaiannya dalam berburu ikan.

Semua kondisi itu diakibatkan oleh semakin menghangatnya suhu air di lautan yang dipicu oleh perubahan iklim.

Menurut laporan yang ditulis oleh Institut Lingkungan Universitas Adelaide, suhu air yang terus menghangat di lautan global lambat laun akan menghancurkan kemampuan hiu dalam berburu ikan dan hewan laut lain yang menjadi mangsanya.

Peneliti mempelajari hal ini dari ikan-ikan hiu Port Jackson yang dihadapkan dengan kondisi perubahan iklim. Ikan-ikan itu ditempatkan dalam tangki-tangki besar yang dilengkapi habitat dan mangsa alami mereka selama lebih dari tujuh bulan.

Mereka mendapati bahwa hiu butuh waktu lebih lama untuk menemukan makanan. Bahkan, dalam beberapa kasus, mereka bahkan tidak terlalu bersemangat seperti sebelumnya untuk memburu mangsanya.

Penulis utama dalam kajian ini, Profesor Ivan Nagelkerken, mengatakan, kombinasi dari air yang semakin menghangat dan tingkat kandungan karbon dioksida tinggi telah menyebabkan meningkatnya jumlah makanan yang diperlukan oleh hiu-hiu itu.

"Kami bahkan mendapati, lantaran terekspos oleh air yang menghangat dan kadar karbon dioksida yang tinggi dalam waktu yang cukup lama, ukuran tubuh ikan-ikan hiu ini semakin kecil." "Hal ini terjadi karena mereka tidak bisa menemukan makanan yang cukup untuk mempertahankan kebutuhan energi mereka yang lebih tinggi," katanya.

!break!

Profesor Nagelkerken mengatakan, kondisi perubahan iklim ini juga telah mengurangi kemampuan ikan hiu untuk menemukan makanan melalui indera penciuman mereka.   "Di perairan yang menghangat, ikan hiu menjadi lebih lapar dari biasanya. Namun dengan meningkatnya kadar CO2, mereka tidak bisa menemukan makanannya," kata Profesor Nagelkerken.   Namun, dia mengatakan, ikan hiu ini tampaknya masih akan tetap mampu mempertahankan status mereka sebagai predator dalam siklus rantai makanan karena ukuran spesies yang lain juga akan semakin mengecil.   "Efek dari air laut yang semakin asam membuat beragam satwa laut, tidak hanya ikan hiu, menjadi kehilangan indera penciuman, penglihatan, dan pendengaran mereka."   Profesor Nagelkerken mengatakan, dampak perubahan iklim ini akan membuat kasus serangan ikan hiu akan berkurang karena satwa ini juga mengurangi kegiatannya berburu makanan atau mangsa.   "Kita perlu ingat kalau manusia sebenarnya bukan mangsa alami ikan hiu. Namun, jika spesies ini kehilangan daya penciumannya, maka hal tersebut akan menyebabkan mereka semakin jarang melakukan serangan terhadap manusia," katanya.   Menurut dia, perlu riset lebih lanjut untuk menentukan peran dari indera penciuman ikan hiu dalam aktivitas satwa ini saat menyerang manusia.   "Kita tidak tahu banyak soal seberapa sering sebenarnya ikan hiu menyerang manusia. Apakah ini memang sesuatu yang tidak disengaja, hanya karena ikan hiu itu melihat manusia, atau memang karena ikan hiu itu bisa mencium bau manusia dari jarak jauh," katanya.   Para peneliti menurut laporan ini juga mendapati bahwa dampak dari perubahan iklim dan meningkatnya kadar asam dari air laut juga bisa mempercepat tingkat kepunahan spesies ikan hiu. Satu dari tiga ikan hiu saat ini sudah terancam punah karena kegiatan penangkapan ikan yang berlebihan.