Cairan Berpori Pertama Diciptakan

By , Minggu, 6 Desember 2015 | 09:00 WIB

Para peneliti dari School of Chemistry and Chemical Engineering, Universitas Queen bersama rekan-rekannya dari University of Liverpool, dan mitra internasional lainnya, telah menciptakan cairan baru dan menemukan bahwa cairan tersebut dapat melarutkan gas dalam jumlah yang luar biasa besar. Gas tersebut akan diserap ke  'lubang' dalam cairan. Hasil penelitian mereka dipublikasikan dalam jurnal Nature.

Proyek penelitian tiga tahun ini bisa membuka jalan untuk proses kimia yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Salah satunya prosedur yang dikenal sebagai penangkapan karbon, yakni memerangkap karbon dioksida dari sumber utama, misalnya dari pembangkit listrik bahan bakar fosil, dan menyimpan karbon untuk dicegah masuk ke atmosfer.

Profesor Stuart James dari Queen's School of Chemistry and Chemical Engineering mengatakan, "Bahan yang mengandung lubang permanen, atau pori-pori merupakan teknologi penting. Mereka digunakan untuk pembuatan berbagai produk dari botol plastik hingga bensin. Namun, sampai saat ini, bahan-bahan berpori memiliki padatan. Apa yang kami lakukan adalah merancang sebuah cairan khusus dari bawah ke atas. Kami merancang bentuk molekul yang membentuk cairan, sehingga cairan tidak bisa mengisi semua ruang. Karena lubang yang kosong tersebut, kami kemudian membentuk cairan dari dalam, dan menemukan bahwa cairan itu mampu melarutkan jumlah gas yang luar biasa besar. Ini percobaan pertama yang dibutuhkan untuk memahami jenis bahan, dan hasilnya menunjukkan aplikasi jangka panjang yang menarik dari peleburan gas”.

"Penelitian membutuhkan beberapa tahun lagi, tetapi jika kami dapat menemukan aplikasi untuk cairan berpori mereka bisa menghasilkan proses kimia baru atau yang ditingkatkan. Setidaknya, kami telah berhasil menunjukkan prinsip yang sangat baru dengan menciptakan lubang dalam cairan yang secara dramatis dapat meningkatkan jumlah gas larut."