Foto baru dari sepasang anak singa gua yang membeku di Siberia ini, memberikan tampilan yang belum pernah ada sebelumnya pada spesies yang telah punah selama sekitar 10.000 tahun lalu.
Peneliti Rusia mengungkapkan rincian baru tentang penemuan ini dalam konferensi pers pada hari Selasa (17/11), termasuk bagaimana mereka ditemukan, dan cara kematian keduanya.
Kolektor menemukan anak singa gua, ketika mencari gading mammoth di Yakutia, Siberia. Merek pada awalnya tidak yakin dengan apa yang telah ditemukan. Mereka menempatkan kedua anak singa gua itu di gletse,r untuk menjaga agar tetap beku, dan kemudian mengirimkannya ke para ilmuwan di Yakutsk untuk dianalisis.
Kedua anak singa gua ini dijuluki Uyan dan Dina, kombinasi nama dari Sungai Uyandina di mana mereka ditemukan. Uyan dan Dina akan memberi irincian lebih lanjut tentang singa yang berkeliaran Eurasia dan Amerika Utara selama Zaman Es kepada para ilmuwan. Mereka adalah kucing prasejarah pertama yang ditemukan di dalam sebuah negara yang luar biasa.
Uyan dan Dina berusia dua sampai tiga minggu ketika mereka tewas, kata Albert Protopopov, ahli paleontologi dari Sakha Republic Academy of Science. Mereka masih sangat muda, gigi bayi mereka belum mulai menyodok keluar dari gusi.
Protopopov mengatakan, kemungkinan besar keduanya mati ketika gua mereka runtuh. Tragisnya, cara Uyan dan Dina meninggal memainkan peran penting dalam pengawetan mereka, menjaga mereka tetap beku selama lebih dari 12.000 tahun, hingga terkena banjir yang selama musim panas terjadi.
Namun penelitian yang sesungguhnya baru saja dimulai. Sampai saat ini, sub spesies singa gua, Panthera Leo terkait dengan singa yang ada pada masa sekarang (hanya dikenali dari tulang dan trek). Sedangkan, Uyan dan Dina memberikan tampilan pertama kalinya jaringan lunak kucing, dari karakteristik mantel tebal dengan anatomi organ internal mereka.
Protopopov juga mengatakan bahwa analisis genetik sebentar lagi selesai. "Kami akan mengetahui tingkat kekerabatan antara singa gua dan singa Afrika," katanya.
Para ilmuwan juga berharap untuk bisa menganalisis radiokarbon yang dapat menentukan lamanya kematian singa, diperkirakan setidaknya 12.000 tahun lalu. Studi tambahan kemungkinan akan memberikan wawasan baru mengenai apa yang mereka makan dan cara mereka menyesuaikan kondisi dingin dari habitat padang untuk tetap berkeliaran.