Bagi banyak orang di Amerika Serikat, pada Jumat 27/11/15 lalu, terjadi suatu peristiwa yang disebut Black Friday. Ini secara tidak resmi dianggap sebagai hari belanja pertama musim Natal. Banyak orang Amerika menandainya dengan berbondong-bondong menuju ke pusat perbelanjaan dan toko dengan harapan dapat melakukan tawar-menawar harga.
NASA menandai hari tersebut, hanya saja mereka menyebutnya dengan Black Hole Friday.
Ini adalah acara tahunan badan antariksa yang telah disisihkan selama tiga tahun terakhir dalam rangka publikasi Black Hole, seperti memasukkan foto dan memberikan masyarakat informasi tentang lubang hitam di situs Web, Facebook dan Twitter feed mereka. Mereka bahkan memiliki hashtag khusus untuk acara ini, yakni #BlackHoleFriday.
Hanya dalam beberapa waktu dari Black Hole Friday, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Science, mengatakan bahwa mereka telah membuat pengamatan pertama dari lubang hitam supermasif yang melahap bintang. Pada saat bersamaaan pula lubang hitam memuntahkan kembali bintang tersebut dalam bentuk nyala api berkecepatan tinggi yang bergerak hampir mendekati kecepatan cahaya (plasma jet). Sebuah studi dari tim fisikawan internasional.
Menurut Dr. James Miller-Jones, seorang astrofisikawan di International Center for Radio Astronomy Research di Australia dan anggota tim peneliti, energi yang dihasilkan oleh jet plasma dalam peristiwa ini adalah output seluruh energi Matahari lebih dari 10 juta tahun.
"Ini pertama kalinya kami melihat kehancuran bintang, diikuti dengan muntahan nyala api yang mengerucut keluar, disebut juga jet, dan kami memperhatikannya selama beberapa bulan," kata pemimpin tim, Sjoert van Velzen dari Johns Hopkins University di Maryland dalam siaran pers.
Studi ini melacak bintang tersebut selama beberapa bulan, pada awalnya sepanjang perjalanan berjalan normal, hingga kemudian ia ditarik oleh gravitasi yang luar biasa dari lubang hitam.
Tim peneliti menggenapkan teori yang dibuat sebelumnya oleh astrofisikawan, ia meramalkan bahwa ketika sejumlah besar gas, atau dalam hal ini seluruh bintang berdesakan dalam lubang hitam, pergerakan cepat jet plasma dapat meledak di dekat event horizon lubang hitam.
Peristiwa langka ini terjadi di sebuah galaksi yang bernama PGC 043234 yang hanya berjarak 300 juta tahun cahaya. Itu dianggap jarak yang relatif dekat dengan Bumi, para ilmuwan lain akan membantu mereka dalam pengamatan galaksi tersebut.
"Konsumsi bintang masih berlangsung, dan kita masih dapat mengamati menggunakan satelit Swift NASA”, kata van Velzen via email. "Ini mungkin akan memakan waktu yang sangat lama -ratusan tahun- untuk mengkonsumsi semua puing-puing bintang yang masih terikat dengan lubang hitam.
Tim peneliti mengatakan bahwa sementara lubang hitam yang mereka amati dianggap supermasif, memiliki peringkat tertinggi di antara lubang hitam lain, yang satu ini cukup ringan dengan massa sekitar satu juta kali dari matahari kita. Lubang hitam supermasif dapat memiliki massa yang miliaran kali lebih banyak dari matahari.
Bintang ditarik ke dalam lubang hitam digambarkan memiliki ukuran yang sama seperti matahari kita.