Setelah Indonesia, Beijing Mulai Dilanda Kabut Asap

By , Senin, 30 November 2015 | 10:00 WIB

Polusi udara di ibukota Cina mencapai lebih dari 15 kali tingkat keamanan asap yang boleh dihirup di sebagian besar negara.

Warga Beijing telah disarankan untuk tinggal di dalam rumah setelah polusi udara di ibukota Cina mencapai tingkat berbahaya. Peringatan itu datang dari pemerintah lebih dari 190 negara, yang berkumpul di Paris untuk membahas kesepakatan global baru perubahan iklim.

Cina, emitor terbesar gas rumah kaca di dunia, menderita polusi udara yang serius, sebagian besar disebabkan asap dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Selain itu, awal musim dingin membuat warga membutuhkan pemanas rumah, menyebabkan permasalahan asap ini meningkat di ibukota yang memiliki populasi mencapai 20 juta.

Pada tengah hari Sabtu (28/11), Kedutaan Besar AS di Beijing melaporkan tingkat beracun sejumlah 391 mikrogram partikulat per meter kubik. Organisasi Kesehatan Dunia menganggap tingkat yang aman adalah sebesar 25 mikrogram per meter kubik partikulat. Sejak Jumat (27/11), kota itu telah diselubungi asap abu-abu, mengurangi pengelihatan untuk beberapa ratus meter.

Kementerian Perlindungan Lingkungan telah memperkirakan polusi yang parah untuk wilayah Beijing akan lebih besar, serta bagian barat dari Shandong dan bagian utara dari Henan hingga Selasa, ketika angin kencang dari utara diharapkan menerbangkan polusi udara.

Kementerian telah menyarankan masyarakat untuk tetap tinggal di dalam rumah.

Pihak berwenang menyalahkan pembakaran batubara untuk pemanasan musim dingin sebagai penyebab utama untuk polusi udara. Kementerian mengatakan telah mengirimkan tim untuk memeriksa emisi ilegal yang dihasilkan pabrik-pabrik di beberapa kota di China utara.

Di masa lalu, pihak berwenang telah menutup pabrik dan menarik setengah dari kendaraan dari jalan untuk mengekang polusi. Tetapi langkah-langkah drastis tersebut cukup mengganggu dan hanya digunakan ketika Beijing merasa perlu untuk menyajikan gambar baik pada dunia, seperti saat menjadi tuan rumah sebuah acara.

Awal bulan ini, polusi udara mencapai hampir 50 kali di atas tingkat yang direkomendasikan di Shenyang, di bagian timur laut negara. Para pejabat mengatakan kabut asap yang berbahaya itu disebabkan oleh lonjakan penggunaan listrik batu bara, sebagai sistem pemanas sentral di kawasan itu untuk musim dingin.