Gunung bawah laut menjadi tempat peristirahatan favorit bagi paus bungkuk saat menempuh perjalanan jauh untuk bermigrasi, ungkap sebuah penelitian baru yang dipublikasikan bulan ini di jurnal Open Science.
Paus bungkuk dapat ditemukan di semua lautan di dunia, dari perairan es hingga tropis. Mereka bermigrasi lebih jauh daripada mamalia lainnya. Mereka bepergian jarak jauh untuk pencarian makanan saat musim panas, hingga masa berkembang biak saat musim dingin. Bahkan, seekor paus bungkuk betina yang dipasang alat perekam baru-baru ini ditemukan berenang dari Brasil ke Madagaskar. Perjalanan itu menempuh jarak setidaknya 9.800 kilometer.
Banyak aspek migrasi paus bungkuk yang masih misterius. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa paus bungkuk yang bermigrasi berenang di jalur yang hampir lurus di Samudera Atlantik tanpa berhenti.
Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan habitat lepas pantai paus bungkuk Pasifik barat daya di Kaledonia Baru, sebuah wilayah pulau di Pasifik Selatan. Untuk mempelajari lebih lanjut, para peneliti memasang label ke dekat sirip punggung paus untuk melacak paus yang dimonitor melalui satelit. Selain itu, para peneliti juga mengumpulkan sampel kulit paus, untuk mengidentifikasi kelamin dan menganalisa gen mereka.
Para ilmuwan menganalisis 34 label, dengan data yang ditransmisikan antara lima dan 110 hari. Migrasi paus bungkuk Kaledonia Baru yang diberi label, tersebar di berbagai rute menuju tempat makan di Antartika.
Tanpa diduga, data satelit menunjukkan bahwa di tengah perjalanan migrasi, sekitar tiga perempat paus bungkuk Kaledonia Baru berhenti di atas gunung laut, pegunungan bawah laut dengan tinggi setidaknya 100 meter dari dasar laut. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa gunung laut merupakan salah satu habitat utama di dunia yang mendukung kehidupan.
Paus bungkuk berenang dengan kecepatan rata-rata 3,5 km/jam selama migrasi mereka, tetapi pada gunung bawah laut Antigonia yang terletak dekat pulau Kaledonia Baru, mereka melambat menjadi sekitar 1,3 km/jam. Rata-rata persinggahan di Antigonia melebihi seminggu, dengan waktu terlama yang berlangsung lebih dari 22 hari. Ini adalah pertama kalinya para ilmuwan menemukan bahwa paus bungkuk memanfaatkan gunung laut secara rutin.
Belum jelas apa yang dilakukan paus bungkuk di gunung laut. Para peneliti menduga bahwa gunung laut memiliki beberapa peran penting, Mungkin sebagai daerah peristirahatan, tengara navigasi dan tempat mencari makanan tambahan.
Para peneliti mencatat bahwa di wilayah Kaledonia Baru, ada banyak gunung laut tetapi hanya beberapa yang tampaknya menarik bagi paus bungkuk. Penelitian masa depan dapat menganalisis fitur dari gunung laut yang disukai dan kemungkinan fungsi mereka bagi paus bungkuk.
“Jika gunung laut menjadi lokasi penting bagi paus bungkuk selama migrasi mereka, maka perlu dilaksanakan tindakan konservasi di sana," kata Claire Garrigue, ahli biologi kelautan di Opération Cétacés di Kaledonia Baru sekaligus penulis studi. "Gunung-gunung laut itu bisa dirancang sebagai kawasan lindung laut lepas pantai," katanya.